Banyumas Gemakan Penguatan Pendidikan Karakter

By Admin

nusakini.com-- Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) ditumbuhkan di seluruh Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, mulai tahun ini. Sebanyak 810 Kepala Sekolah jenjang SD di Kota Satria itu menyatakan kesanggupan untuk menerapkan program PPK di masing-masing sekolahnya. 

Hal itu melengkapi penerapan PPK di semua jenjang sekolah dasar dan menengah di Kabupaten Banyumas. Sejak tahun lalu program PPK telah diterapkan di jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di kota itu. 

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy, menyampaikan apresiasi kepada pemerintah daerah Kabupaten Banyumas yang telah mengimplementasikan kebijakan pemerintah pusat terutama program PPK. 

"Marilah melalui pendidikan karakter ini sekolah-sekolah kita bikin menjadi rumah kedua bagi para siswa, anak-anak dibikin merasa gembira, nyaman, aman," ujar Mendikbud saat memberikan sambutan pada acara Expo Pendidikan dan Launching Program Penguatan Pendidikan Karakter Kabupaten Banyumas 2017 di kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (27/4). 

Mendikbud menekankan, sekolah jangan disiapkan menjadi tempat yang mengintimidasi atau menekan siswa bahkan membuat mereka merasa terancam berada di sekolah. Hal ini, kata dia, merupakan tanggung jawab semua pihak mulai dari sekolah, guru, komite sekolah, pemerintah daerah, orang tua dan pemangku kepentingan bidang pendidikan lainnya. 

Program PPK yang menjadi poros pendidikan ini sebenarnya telah digemakan oleh bapak pendiri bangsa Indonesia, Soekarno. Dahulu dia menyebutkan bahwa bangsa ini memerlukan penumbuhan rasa nasionalisme dan penumbuhan budi pekerti atau karakter. Hingga saat ini kedua hal tersebut belum sepenuhnya diterapkan di seluruh wilayah nusantara terutama di sekolah-sekolah. 

Pemerintahan Presiden Joko Widodo saat ini berupaya menguatkan pendidikan karakter di seluruh jenjang sekolah melalui kebijakannya. Porsi pendidikan karakter di jenjang SD sebesar 70 persen dan 30 persen pendidikan keilmuan, sedangkan jenjang SMP porsi pendidikan karakter sebesar 60 persen dan 40 persen pendidikan keilmuan. 

"Saya yakin kalau ini kita lakukan, kita akan panen raya nanti tahun 2045 ketika Indonesia sudah berumur 100 tahun, maka akan lahir generasi muda yang jauh lebih handal, lebih tahan banting, lebih mampu bersaing dengan negara-negara lain," pungkas mantan rektor Universitas Muhammadiyah Malang dalam sambutannya itu. (p/ab)