Bahas Makam Pocut Meurah Intan, Pemprov Aceh Kirim Utusan ke Blora

By Abdi Satria


nusakini.com-Aceh- Pemerintah Provinsi Aceh mengirimkan utusannya untuk datang ke Kabupaten Blora, guna membahas rencana perbaikan makam Pocut Meurah Intan, pejuang dari Aceh yang diasingkan dan makamkan di Blora. Kedatangan utusan yang diwakili Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Aceh Jamaludin itu, sekaligus menindaklanjuti surat yang dikirimkan Pemkab Blora.

“Kami ingin, kita bersama-sama memuliakan makam Pocut Meurah Intan ini, karena beliau adalah salah satu pahlawan yang berjasa dalam memperjuangkan kemerdekaan ini. Beliau ketika itu berjuang di Aceh dan diasingkan di Blora ini, dan juga meninggal di Blora,” ungkap Bupati Blora Arief Rohman, saat menerima kunjungan delegasi Pemprov Aceh terkait pengembangan makam Pocut Meurah Intan, di pendapa rumah dinasnya.

Disampaikan, beberapa waktu lalu, Gubernur Jawa Tengah juga sudah berkomunikasi dengan Gubernur Aceh, terkait teknis bagaimana makam Pocut Meurah Intan akan dibangun. Yakni dengan membentuk tim, antara Pemkab Blora, dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Pemerintah Provinsi Aceh.

“Termasuk dibentuknya tim terkait dengan usulan penganugerahan gelar pahlawan nasional kepada Pocut Meurah Intan,” lanjut Arief.

Ditambahkan, pihaknya akan menunjuk Kepala Dinas Pariwsata Kabupaten Blora agar berkomunikasi dengan Pemerintah Provinsi Aceh, untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Aceh Jamaludin menyampaikan, Pemprov Aceh mengapresiasi peran aktif Bupati Blora yang telah bersurat kepada Gubernur Aceh, terkait keberadaan Makam Pocut Meurah Intan.

Jamaludin berharap, sinergi dan kerja sama antara Kabupaten Blora dan Provinsi Aceh dapat terjalin dengan baik ke depannya.

“Kami sangat mengharapkan juga dukungan dari Bapak Bupati Blora, seperti dibuat tim teknis untuk bekerja kolaboratif dan bersinergi,” ungkapnya.

Selain itu, pihaknya juga ingin menghimpun informasi semasa hidup Pocut Meurah Intan saat di Blora.

“Kami juga ingin mengetahui bagaimana beliau selama 32 tahun di Blora beliau diasingkan. Masa-masanya di Aceh mungkin kami sudah mendengarkan, bagaimana kegigihan beliau. Kami juga ingin mendapatkan sejarah beliau selama di Kabupaten Blora,” ucapnya.(rls)