nusakini.com - Permasalahan danau-danau di dunia semakin kompleks belakangan ini, tak terkecuali di Indonesia dan Malaysia. Beragam persoalan yang membuat danau semakin kritis ini tentu memerlukan solusi komprehensif, salah satunya lewat kolaborasi riset bersama.

“Landasan itulah yang membuat Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) tergerak melaksanakan kolaborasi riset dengan Universiti Sains Malaysia (USM),” kata Fauzan Ali, Kepala Pusat Penelitian Limnologi LIPI saat sesi diskusi dalam seminar bertema Biodiversity and Conservation of Asian River Basin and Lakes, Jumat (25/11/2016), di School of Biological Sciences (SBS) USM, Penang, Malaysia. 

Dikatakan Fauzan, persoalan danau yang semakin meningkat ini terlihat jelas di berbagai danau Indonesia. Lihat saja, danau yang mengalami masalah pada 2009 baru sekitar 5 danau, namun kondisi sekarang danau di Indonesia yang tercatat mengalami masalah sudah sekitar 30 danau. “Bertambahnya penduduk dan aktivitasnya menjadi penyebab utama permasalahan tersebut,” tekannya. 

Dia melanjutkan, persoalan danau yang semakin kritis kondisinya ini menjadi tantangan bersama untuk diselesaikan. Dan bahkan, penyelesaiannya bisa lewat kolaborasi riset bersama dengan berbagai negara, salah satunya seperti dengan Malaysia, sambungnya. 

Mashhor Mansor, peneliti senior terkait danau dari USM menyambung bahwa kolaborasi riset tersebut juga akan memberikan manfaat bersama untuk Malaysia. Sebab, Malaysia juga mengalami persoalan serupa di mana danau dan sungai mulai rusak. “Indonesia dan Malaysia bersaudara dan kolaborasi riset bisa saling bertukar pengalaman untuk solusi masalah danau,” tuturnya. 

Dirinya menyebutkan, hasil riset yang telah dilakukannya bersama tim memperlihatkan berbagai danau dan sungai di Malaysia mulai mengalami kerusakan. “Riset terbaru adalah Tasek (danau, red) Temengor di Perak yang perlu dijaga kelestariannya, terutama biota yang terdapat di dalamnya,” katanya. 

Referensi Baru 

Mashhor menuturkan bahwa kolaborasi riset kedua negara ini diharapkan memunculkan referensi baru tentang data danau tropikal. Selama ini, data yang ada dan menjadi referensi masih didominasi oleh danau sub tropikal. 

Hal ini diamini oleh Fauzan, sebab data danau tropikal yang terletak di wilayah Indonesia dan Malaysia belum banyak jumlahnya. “Ke depan, kita buat referensi data perairan danau kita sendiri,” imbuhnya. 

Peneliti Pusat Penelitian Limnologi LIPI, Luki Subehi menambahkan, harapan lain dari kerjasama riset antara kedua institusi di dua negara tersebut adalah keduanya bisa saling bertukar peneliti dan sumber daya riset lainnya. “Dengan pertukaran ini, diharapkan riset danau tropikal bisa dilakukan secara maksimal,” tutupnya. 

Sementara itu pada Sabtu (26/11), Tim LIPI yang dipimpin Fauzan Ali dengan didampingi oleh Mashhor Mansur dan timnya melakukan kunjungan langsung ke sejumlah fasilitas riset USM dan juga obyek penelitian langsung, seperti Danau Temengor dan Sungai Perak. Kunjungan ini bertujuan untuk memberi gambaran awal dalam proses implementasi kolaborasi riset. (p/mk)