April 2020, Belanja Pemerintah Pusat Naik untuk Jaga-Jaga Menangani COVID-19

By Abdi Satria


nusakini.com-Jakarta-Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara memaparkan kinerja APBN hingga akhir April 2020 dalam konferensi pers virtual APBN KiTa (APBN Kinerja dan Fakta) pada Rabu, (20/05) di Jakarta. Secara keseluruhan, ia mengatakan bahwa belanja Pemerintah Pusat naik untuk berjaga-jaga dalam menangani COVID-19 dalam bentuk bantuan sosial kepada masyarakat miskin, rentan miskin dan paling terdampak. 

"Belanja pemerintah pusat Rp382 triliun, lebih tinggi dari tahun kemarin Rp370 triliun, transfer daerah Rp241 triliun yang sudah ditransfer," jelasnya.  

Keseimbangan primer hingga 30 April Rp18,4 triliun, defisit Rp74,5 triliun atau 0,44% dari PDB, lebih rendah dari tahun kemarin 0,63% dari PDB," jelasnya. 

Pembiayaan anggaran Rp221,8 triliun, dari SilPA Rp147,4 triliun lebih tinggi dari tahun lalu untuk belanja yang sifatnya mendadak.  

"Kita perlu berjaga-jaga untuk kesehatan, sudah dialokasikan tetapi uang harus ada. Begitu juga belanja sosial," tegasnya. 

Namun, secara keseluruhan, belanja negara turun negatif 1,4% karena dilakukan realokasi anggaran untuk yang sifatnya belanja barang. Belanja barang dibuat efisiensi, termasuk perjalanan dinas. Sementara belanja pegawai bisa tetap jalan, tetapi belanja sosial didorong.  

Ia menjelaskan di awal bahwa angka pertumbuhan ekonomi di kuartal I adalah 2,97%. Inflasi April year on year 2,67% masih dalam target inflasi, year to date 0,84%. Tingkat suku bunga SPN 3 bulan 3,2% lebih rendah dari target APBN. Nilai tukar rata-rata dari Januari-April Rp14.642, nilai tukar di akhir April Rp15.157, namun dua minggu setelah itu Rp14.700-Rp14.800. 

Kemudian harga minyak mentah rata-rata April 44 USD/barel, ICP April tahun 2020 20,6 USD/barel, lifting minyak di bawah asumsi APBN 702 ribu barel/hari, lifting gas 1,036 juta barel setara minyak/hari.  

Realisasi APBN hingga April pendapatan negara Rp549,5 triliun atau 31,2% dari target postur APBN dalam Perpes 54/2020. Tumbuh dari tahun lalu 3,2%. Penerimaan perpajakan negatif dari tahun lalu.  

Pendapatan dari bea dan cukai tumbuh Rp57,7 triliun atau tumbuh 16,7% dari tahun lalu. Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) terkumpul Rp114,5 triliun, tumbuh 21,7% dibanding tahun lalu.(p/ab)