Angklung dan Musik Populer Indonesia Memesona di Festival Kieler Woche

By Admin

nusakini.com--Dalam rangkaian Festival Kieler Woch, 18-26 Juni 2016 di Kota Kiel, Schleswig-Holstein, KJRI Hamburg menampilkan pertunjukan Angklung oleh Angklung Hamburg Orchestra, Musik popular oleh the Tofie dari Diaspora Indonesia Hamburg penyanyi Indonesia yang tinggal di Kiel, Yonatan Pandelaki. 

Indonesia diberikan kesempatan untuk tampil di Panggung Utama di depan gedung Balaikota (Rathausplatz) Kiel pada pukul 13:00 s.d. 15:00. Penampilan pertama adalah Angklung Hamburg Orchestra memukau pengunjung dengan tepukan panjang setiap lagu yang dimainkan.

Penampilan Angklung Hamburg Orchestra di awal pertunjukan dari rangkaian pertunjukan di hari terakhir Kieler Woche tersebut berhasil mencuri perhatian pengunjung untuk datang melihat keunikan permainan musik Bambu yang baru mereka lihat dan dengar. Bahkan di akhir pertunjukan dengan tepukan panjang, para penonton meminta Angklung Hamburg Orchestra memainkan satu lagu. Untuk memperkenalkan musik Angklung kepada masyarakat Kiel, setelah pertunjukan usai, beberapa pemain Angklung turun panggung memamerkan alat musik Angklung. 

Setelah disuguhkan permainan Angklung, para pengunjung diajak bergoyang dengan permainan musik popular oleh Diaspora Indonesia Hamburg yang tergabung dalam kelompok musik the Tofie. Para pengunjung disuguhkan berbagai lagu daerah dan lagu popular Indonesia. Pada lagu terakhir the Tofie mengajak pengunjung menari dan menyanyikan lagu poco-poco dengan dipandu oleh satu anggota band. Tampak keriangan pengunjung menarikan poco poco dan satu demi satu para pengunjung ikut bergabung mengikuti gerakan poco-poco dengan gembira. 

Penampilan Indonesia di panggung utama tersebut diakhiri oleh penampilan Yonatan Pandelaki penyanyi dan Pianis serta pemilik salah satu sekolah Musik di Kiel asal Indonesia. Yonatan Pandelaki menyanyikan lagu Indonesia Pusaka yang cukup mengharukan pengunjung asal Indonesia yang juga hadir pada pertunjukan siang tersebut. Yonatan Pandelaki memainkan lagu ciptaannya sendiri “Mahakarya” dan beberapa lagu Popular Indonesia diiringi permainan pianonya telah memukau ratusan penonton yang hadir mengunjungi panggung Indonesia. 

Untuk mempromosikan potensi wisata Indonesia, sebagai background panggung pertunjukan KJRI Hamburg memasang slide show foto foto keragaman wisata dan budaya Indonesia. Sambil menikmati musik, para pengunjung dapat juga melihat keindahan wisata Indonesia. 

Konsul Jenderal RI Hamburg, Sylvia Arifin yang juga hadir di tengah-tengah pengunjung menyatakan kekaguman dan bangganya atas penampilan tim kesenian dan musisi Indonesia di Jerman Utara dalam mengharumkan Indonesia dalam berbagai festival budaya di Jerman Utara. 

Selain pertunjukan kesenian, Indonesia juga membuka stan pada pameran ajang Kieler Woche yang berlangsung tanggal 18-26 Juni 2016. Pameran Kieler Woche 2016 diikuti oleh 35 peserta internasional termasuk Indonesia yang umumnya menawarkan produk-produk makanan dan minuman maupun kerajinan tangan khas negara masing-masing. Dengan menampilkan keragaman menu khas Indonesia, stand Indonesia nomor 16 berukuran 5 m x 2 m, sejak hari pertama pameran dikunjungi oleh ratusan pengunjung yang ingin mencicipi masakan Indonesia yang disiapkan oleh Ibu Tati Büsing-Kock, pengusaha Indonesia di Bremen. Selama kegiatan berlangsung, sejumlah pelajar Indonesia di Kiel juga turut berpartisipasi dalam mensukseskan promosi di stand Indonesia.

Menu-menu khas Indonesia seperti nasi goreng, rendang, bakwan dan gado-gado menjadi favorit pengunjung setempat. Beberapa pengunjung juga nampak berkali-kali mendatangi stand Indonesia untuk dapat mencoba semua masakan yang disajikan. Keikutsertaan Indonesia tersebut diliput oleh Harian Kieler Nachriten edisi 21 Juni 2016. Wartawan Kieler Nachritten memberikan penilaian terhadap semua stand yang berpartisipasi. Untuk pelayanan dan pemilihan makanan Indonesia diberikan nilai 3 (maksimal 3), kualitas dan rasa makanan mendapat nilai 3 (maksimal 3). Sampai saat ini belum ada restauran khas Indonesia di kota Kiel,sehingga beberapa pengunjung menyarankan kepada Ibu Tati Busing-Kock untuk membuka restauran Indonesia di Kiel. 

Kieler Woche atau Pekan Kiel pada dasarnya merupakan tradisi pesta rakyat yang diselenggarakan bersamaan dengan kegiatan festival layar tahunan di kota Kiel serta diikuti oleh peserta dari berbagai negara. Dalam kesempatan tersebut, peserta internasional yang berpartisipasi sebagai exhibitor menampilkan tidak saja promosi kuliner, namun promosi seni budaya melalui keikutsertaan dalam pertunjukan budaya yang diadakan di panggung terbuka di tengah-tengah stand para peserta. KJRI Hamburg juga memanfaatkan pameran Kieler Woche untuk lebih mengenalkan dan memperluas promosi pariwisata Indonesia di wilayah Jerman Utara melalui pendistribusian brosur-brosur tujuan wisata Indonesia. (p/ab)