400.000 Orang Kelaparan Akibat Konflik Tigray di Etiopia

By Nad

nusakini.com - Internasional - PBB menyatakan pertempuran di daerah Tigray di Etiopia mengakibatkan kelaparan yang melanda lebih dari 400.000 orang.

Dalam rapat publik pertama mengenai krisis ini, anggota Dewan Keamanan PBB memperingatkan bahwa sebanyak 33.000 anak-anak sangat kekurangan gizi. Mereka juga menyatakan sekitar 1,8 juta orang di ambang kelaparan akibat konflik yang sudah berjalan selama 8 bulan ini.

Mereka juga menduga akan ada lagi pertempuran lanjutan walaupun gencatan senjata sudah dideklarasikan.

Pemerintah Etiopia yang selama ini bertempur dengan pasukan regional di Tigray, mendeklarasikan gencatan senjata secara sepihak.

Namun, kelompok pemberontak bersumpah akan mengusir "musuh" mereka dari daerah Tigray dan sudah banyak laporan mengenai mengenai bentrokan baru di tengah naiknya tekanan internasional bagi kedua pihak untuk segera menghentikan pertarungan.

Pertempuran antara Front Pembebasan Rakyat Tigray (TLPF) dengan pasukan pemerintah telah menewaskan ribuan orang dan lebih dari dua juta warga terlantar tanpa tempat tinggal.

Kedua belah pihak dalam konflik ini dituduh melakukan pembunuhan massal dan melanggar hak asasi manusia.

Dilansir dari media berita New York Times, dikabarkan pada hari Jumat (2/7), ribuan pasukan tentara Etiopia yang berhasil ditangkap, dipawaikan di jalan-jalan ibukota Makelle di Tigray oleh pasukan pemberontak.

Di hari yang sama, kepala bagian kemanusiaan PBB menyampaikan kepada anggota Dewan Keamanan dalam rapat di New York bahwa situasi di Tigray semakin memburuk dalam beberapa minggu terakhir.

Ramesh Rajasingham menyatakan bahwa daerah tersebut sedang mengalami masalah kelaparan yang terparah di beberapa dekade terakhir. Hampir 5,2 juta orang membutuhkan bantuan kesehatan, dimana sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak.

Pemerintah Etiopia menyangkal tuduhan yang mengatakan mereka menghalangi saluran bantuan setelah pemberontak Tigray mengambil alih daerah Barat pada awal minggu ini.