Makassar - Dunia pendidikan di Sulsel kembali tercoreng, lantaran kasus dugaan penganiayaan rekan sesama Kepala Sekolah (Kepsek) di kec. Walenrang, Belopa, Luwu, Sulawesi Selatan.

Berdasarkan surat laporan polisi bernomor LP/B/302/VIII/2024/SPKT/POLRES LUWU/POLDA SULAWESI SELATAN tanggal 15 Agustus 2024 menerangkan HM (54) seorang perempuan (Kepsek) melaporkan dugaan tindak pidana penganiayaan yang terjadi di Jl.N Senga, kec. Belopa, Kab. Luwu yang dilakukan Y yang juga kepala sekolah Dasar di Belopa.

Korban, HM (54) mengaku mengalami tindakan penganiayaan di kepala sebanyak satu kali oleh sesama profesinya (Kepsek) menggunakan botol air mineral. 

"Tiba tiba dia muncul dari belakang langsung pukul kepala saya pakai botol Aq** (air mineral). Jadi saya kaget trus berdiri, Setelah itu ada teman yang tahan pelaku, jadi saya menghindar tapi dia masih terus ngoceh pakai kata kata kasar." terang HM kepada Media, Senin (2/8/2024).

HM mengisahkan, peristiwa tersebut terjadi pada kamis, 15 Agustus 2024 usai pertemuan kepala sekolah di kantor Bappeda Belopa. 

HM yang sedang bercengkrama bersama dua orang teman sesama kepala sekolah tiba tiba dikejutkan dengan pukulan keras di kepalanya. Karena kesakitan dia langsung berdiri dan menoleh ke belakang. Dan ternyata melihat pelaku Y memegang botol air meneral yang dipakai memukul sambil mencak mencak meneriaki korban.

Karena tidak mau memperpanjang masalah HM menghindar setelah direlai oleh dua orang temannya, namun pelaku masih saja ngotot dengan melontarkan kata kata kasar.

Usai kejadian itu HM mendatangi Mapolres Luwu untuk melaporkan kejadian tersebut.

Korban Mengaku Selama Hampir Setahun Menerima Teror dan Ancaman dari Pelaku

Diketahui sebelumnya, HM dan Y merupakan teman baik, belakangan terlibat konflik lantaran beredar video percakapan HM yang dinilai menjatuhkan Y dikalangan Kepala sekolah lingkup Belopa.

"Persoalan ini sudah lama. Saya dulunya bersahabat, terus ada beredar video kalau katanya saya cerita (jelek) dia, tapi bukan saya yang video. Nah sejak situ saya dan suami sering diancam dan diteror." tutur HM.

"Sebenarnya sejak setahun belakangan ini saya terus menghindar dari dia karena terus diteror bahkan dapat ancaman." urai HM.

HM berharap aparat kepolisian dapat memproses pelaku sesuai hukum yang berlaku sehingga dirinya mendapat keadilan,

"Sy minta perlindungan pak, saya orang tidak mampu, tidak keluarga pejabat, saya cuma minta keadilan pak, selama ini sy diteror dicaci maki tapi tidak satu pun saya jawab, begitupun kalo nelpon tidak saya angkat." HM menandasi. (hen)