Minta Bimas Lebih Produktif, Menag Tekankan Jaga Stabilitas Umat Beragama
By Admin
nusakini.com, Jakarta – Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar, menyampaikan arahan dalam Kick Off Meeting Strategi dan Arah Kebijakan Kemenag 2025-2029. Ia meminta Dirjen Bimas Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Khonghucu untuk bekerja lebih produktif untuk menjaga kerukunan umat beragama.
“Kalau umat beragama ini bermasalah, apalagi muncul konflik, para antropolog dan sejarah sudah membuktikan bahwa yang paling berat konflik itu ketika itu menggunakan bahasa agama,” ujar Menag, Selasa (12/11/2024)
Menurutnya, Kemenag memiliki tugas besar sebagai stabilisator, memastikan bahwa agama bisa menjadi motivator untuk menjaga keutuhan bangsa. Ia menekankan pentingnya membangun kedekatan antara umat dan ajaran agamanya sebagai ukuran keberhasilan Kementerian Agama.
“Semakin berjarak antara pemeluk dengan agamanya, itu semakin gagal Kementerian Agama. Tapi semakin dekat antara pemeluknya dengan ajaran agamanya, maka Kementerian Agama itu semakin sukses,” tegasnya.
Menag juga menyoroti nilai-nilai kedamaian dalam setiap agama. Ia menyatakan bahwa kekerasan tidak memiliki tempat dalam ajaran agama manapun. “Semua agama itu menganjurkan kepada kedamaian, ketentraman, ketenangan, kehangatan, keakraban, dan kesyahduan,” tambahnya.
Ia mengingatkan bahwa jika setiap umat menghayati dan mengamalkan nilai moral agamanya, potensi konflik dapat diminimalisir, karena semua agama pada dasarnya bertujuan meningkatkan martabat kemanusiaan.
Melalui arahan ini, Menag berharap Kementerian Agama dapat terus menjadi penjaga kerukunan dan menjaga umat agar tetap dekat dengan ajaran agama yang membawa kedamaian dan ketentraman bagi bangsa.
Sekretaris Jenderal Kemenag, Ali Ramdhani, menambahkan bahwa Kemenag akan berfokus pada dua kata kunci yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029, yaitu “cerdas” dan “kemaslahatan.” Menurutnya, arah kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing bangsa demi kemaslahatan masa depan.
“Ada dua amanat besar di RPJMN 2025-2029, kata kuncinya adalah cerdas dan kemaslahatan. Sehingga tema besar berikutnya adalah mewujudkan daya saing bangsa sebagai bagian dari goyah atau tujuan dari kecerdasan dan untuk kemaslahatan masa depan,” kata Sekjen.
Sekjen menyebut bahwa Rakernas kali ini bertujuan agar pimpinan Satuan Kerja memahami arah kebijakan Kementerian Agama periode 2024-2029. Selain itu, Rakernas ini akan menyamakan perspektif kebijakan dan merancang konsep outlook Kementerian Agama hingga 2029, guna mengevaluasi program dan kebijakan yang telah diterapkan. Rakernas ini juga mengangkat topik transformasi digital di Kementerian Agama, sebagai langkah penting menuju modernisasi pelayanan keagamaan di Indonesia.
Acara ini turut dihadiri oleh Ketua Komisi VIII DPR RI Marwan Dasopang, Wakil Menteri Agama Romo Syafi’i, seluruh jajaran Eselon 1 Kemenag, dan Kepala Kantor Wilayah Kemenag Provinsi, serta perwakilan berbagai unit pelaksana teknis, seperti Kepala Kantor Kemenag Kabupaten/Kota, Kepala Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan, serta pimpinan UPT Asrama Haji. (*)