nusakini.com - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyampaikan bahwa hasil produksi padi pada 2016 tertinggi dalam 10 tahun terakhir. Padahal menurut Mentan Amran, Indonesia tengah menghadapi fenomena alam el nino yang menghambat produksi pertanian.

"Itu merupakan produksi tertinggi sejak 10 tahun terakhir," ujar Arman saat menghadiri sidang doktoral Herman Khaeron di UNPAD Bandung, Kamis (21/07/2016). 

Mentan Amran menilai peningkatan produksi padi merupakan prestasi. Bila cuaca mendukung, Amran optimistis produksi padi bakal lebih tinggi. 

• Mentan Amran Ajak Prajurit Tentara Perkuat Program Makan Bergizi Gratis
• Mentan: Tidak Ada Toleransi untuk Korupsi di Kementerian Pertanian
• Mentan Gandeng Perguruan Tinggi Dorong Inovasi Teknologi Pertanian untuk Swasembada Pangan
• Retreat Berakhir, Mentan-Wamentan Ungkap Kesan Selama di AKMIL Magelang
• Di Hari Sumpah Pemuda, Mentan Amran Beberkan 4 Pesan Wujudkan Swasembada Pangan Secara Terhormat

"Saat el nino saja produksi padi kita bisa meningkat hingga 6,3 persen. Apalagi jika cuacanya mendukung," katanya 

Saat ini, kata Mentan Aran, pemerintah tengah fokus memenuhi kebutuhan komoditas strategis seperti beras. Tapi, pemerintah tetap memerhatikan komoditas lain. 

Diapun mendukung ide disertasi Herman Khaeron tentang diversifikasi pangan. Menurut Amran, ide itu penting untuk ketahanan pangan. Sehingga masyarakat tak bergantung pada salah satu komoditas. Selain itu, ide itu dapat meminimalisasi impor komoditas strategis. 

"Masyarakat pun mengenai komoditas lain selain beras. Misalnya jagung dan kedelai," ujar Amran. 

Produksi gabah pada kuartal I-2016 mencapai 20,74 juta ton atau setara dengan 13,04 ton beras. Untuk produksi gabah, Januari-Mei 2016 diperkirakan mencapai 38,4 juta ton atau setara dengan 24,16 juta ton beras.(ifm/mk)