Warek PTKIN Sepakat Student Mobility Program Digelar Tiap Tahun

By Abdi Satria


nusakini.com-Jakarta -Wakil Rektor (Warek) sejumlah Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) sepakat untuk terus mengembangkan Student Mobility Program atau SMP. Kesepakatan dirumuskan dalam Rapat Terbatas (Ratas) Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama PTKIN se-Indonesia dengan Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) Ditjen Pendidikan Islam di Jakarta.  

SMP memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mengenal perkuliahan di negeri tetangga. SMP kali pertama digelar 2015. Tahun 2018, SMP kembali digelar dengan tiga tujuan negara, yaitu: Malaysia, Singapura, dan Thailand. Peserta program ini adalah mahasiswa perwakilan PTKIN yang telah lolos seleksi, meski diutamakan para pengurus organisasi kemahasiswaan. Ke depan, Warek PTKIN bersepakat SMP digelar tiap tahun.  

Direktur Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Arskal Salim menilai SMP sangat penting sebagai student leader dan memberikan pengalaman mahasiswa mengenal dan memahami budaya perguruan tinggi di luar negeri. “Melalui SMP, mahasiswa akan tambah percaya diri dan mengenal lintas budaya yang akan bermanfaat bagi kehidupannya kelak,” kata Arskal di Jakarta, Kamis (12/09). 

Selain SMP, para warek juga sepakat untuk mengembangkan Ma'had Al Jami'ah dan menyiapkan beasiswa mahasiswa asing. Terkait yang terakhir, Arskal mengingatkan bahwa program beasiswa mahasiswa asing di PTKIN harus ditangani serius karena menjadi bagian dari penguatan internasionalisasi PTKIN. Karenanya, Arskal minta Subdit Sarpras dan Kemahasiswaan berkolaborasi dengan Subdit Kelembagaan dan Kerjasama untuk menangani program ini sehingga berjalan dengan baik. 

"Saya bangga dan menyambut baik tiga agenda yang dibahas dalam Rapat Terbatas, yaitu Student Mobility Program (SM), Pengembangan Ma’had Al-Jami’ah dan Beasiswa Mahasiswa Asing, karena itu akan memberi bobot pada kualitas mahasiswa,” tandasnya. 

Kasubdit Sarana Prasarana dan Kemahasiswaan Ruchman Basori menambahkan, pengembangan Ma’had Al-Jami’ah memerlukan penguatan regulasi. Tujuannya, agar posisi Ma’had Al Jamiah baik secara kelembagaan dan tata kelola, kurikulum, maupun kesejahteraan pengelolanya, tertata dengan baik. 

“Penguatan Ma’had Al-Jamiah sangat penting bagi penciptaaan kultur dan budaya kampus yang moderat yang sangat dibutuhkan PTKIN," tandas Ruchman.  

Ketua Forum Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama PTKIN se-Indonesia Waryono Abdul Ghofur berharap Ditjen Pendidikan Islam memberikan mandat yang jelas bahwa pengembangan Ma’had Al-Jamiah menjadi kewenangan Bidang Kemahasiswaan. 

Dengan kewenangan yang jelas, pengembangan Ma’had Al-Jamiah akan lebih baik. “Ma’had Al Jamiah akan menjadi laboratorium mencetak maha santri yang moderat dan menjadi kekuatan garda terdepan melawan radikalisme," katanya. 

Rapat Terbatas Bidang Kemahasiswaan dilaksanakan dua hari, 11-12 September 2019. Rapat diikuti Pengurus Forum WR/WK III PTKIN Se-Indonesia dan tim yang ditunjuk untuk penguatan Ma’had Al-Jamiah dan Program SMP.  

Hadir dalam kegiatan itu, Kasubdit Kelembagaan dan Kerjasama Dit.PTKI Adib Abdushomas, Sekretaris Forum WR/WK III Sumper Mulia Harahap, Kasi Kemahasiswaan Amirudin Kuba, Kasi Sarpras pada PTKIN Nur Yasin dan Kasi Sarpras PTKIS Otisia Arinindiyah. (p/ab)