Wapres: Ulama Berperan Jaga Semangat dan Roh Bangsa

By Admin

nusakini.com---Wakil Presiden RI M Jusuf Kalla (JK) menyatakan, ulama adalah penjaga utama semangat dan roh bangsa. Tanpa ulama, Wapres JK menilai Indonesia bisa seperti negara lain yang tidak punya harapan dan dorongan yang baik. 

"Para ulama mampu mendorong semangat masyarakat menjadi lebih berarti dan lebih baik lagi. Atas nama Pemerintah saya menghaturkan beribu terima kasih," terang Wapres saat memberikan sambutan pada Tasyakuran Milad ke-41 Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Halal bi Halal Idul Fitri 1437 H serta launching Islamic Development Fund (IDF) di Balai Kartini Jakarta, Kamis (04/08) malam. Milad MUI kali ini mengusung tema Meningkatkan Kewibawaan dan Kemandirian Umat. 

Wapres mengajak masyarakat Indonesia bersyukur, di saat banyak negara terkena musibah, Indonesia aman dan damai. "Timur Tengah, banyak masyarakat nya yang harus hijrah ke negara non Islam. Begitu pula Afrika. Sedang di Barat, Umat Islam dicurigai. Semua ini bisa menjadi pelajaran bagi kita menjadi lebih baik lagi," imbuh Wapres. 

Menurut Wapres, Indonesia mempunyai dua keunggulan, yakni jumlah muslim yang banyak dan Islam yang Wasathiyah, moderat, dan toleran. Sehubungan itu, Wapres mengatakan bahwa banyak negara yang berharap Indonesia mampu berbuat lebih banyak lagi. "Untuk mendorong semangat agar lebih baik dan tinggi lagi, maka pemerintah mendirikan UIII, untuk peradaban ke depan yang baik," ujarnya. 

Selain keluarga besar MUI pusat, hadir pula Menag Lukman Hakim Saifuddin, beberapa duta besar negara tetangga, pejabat negara dan lain sebagainya. Sebelumnya, Ketua Umum MUI, KH Ma'ruf Amin menceritakan kilas balik 41 tahun MUI, yang didirikan pada 26 Juli 1975 tersebut. 

"MUI mempunyai 5 fungsi dan peran utama. Kita telah berbuat banyak pada negeri ini. MUI mempelopori Ekonomi Syariah di Indonesia. MUI juga melakukan sertifikasi halal pada makanan, minuman dan barang guna an lainnya. MUI juga bekerja semaksimal mungkin untuk menciptakan kerukunan umat beragama menuju terciptanya kerukunan yang hakiki," terangnya. 

Sementara Ketua Dewan Pertimbangan MUI, Din Syamsuddin mengingatkan bahwa tantangan MUI ke depan semakin kompleks sehingga harus terus melakukan perubahan. "Tantangan MUI ke depan sangat besar dan komplek, karenanya MUI harus melakukan banyak perubahan," tuturnya. 

Dalam Tasyakuran tersebut, dilaunching juga Islamic Development Fund (IDF) yang fungsinya mirip Lazis, meski beda. "IDF ini merupakan amanah para ulama, setelah melalui pengkajian dan pertimbangan," terang Direktur IDF Lukman Hakiem. 

Lukman menceritakan, potensi zakat Indonesia sekitar Rp 280 T. Dari jumlah tersebut, baru Rp 4 T yang bisa dikelola. Untuk optimalisasi zakat tersebut, maka MUI berinisiatif untuk membentuk IDF. "Pemanfaatannya sebesar-besarnya untuk dakwah, pendidikan, social, dan pemberdayaan umat," kata Lukman. 

Dalam kesempatan tersebut, IDF telah melakukan MoU dengan BNI Syariah, BRI Syariah, Syariah Mandiri, Bank Mega Syariah, Solaria dan Carrefour. "Semua untuk kemaslahatan dan perbuatan umat," tegasnya. (p/ab)