nusakini.com - Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla menerima Wakil Presiden Fortum Finlandia bidang Investasi Pasi Mikkonen di Kantor Wapres, Merdeka Utara, Jumat, (13/5/2016). Kedatangan Mikkonen menyampaikan rencana investasi perusahaan yang bergerak di sektor energi tersebut di Indonesia.

Mengawali pertemuan Mikkonen mengatakan, November tahun lalu Presiden Finlandia Sauli Niinisto melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia. Dalam kunjungan tersebut Presiden Niinisto dan Presiden Joko Widodo telah menandatangani Nota Kesepahaman/Memorandum of Understanding (MoU) terkait sektor energi. Kunjungan ini juga dihadiri Delegasi Bisnis Finlandia yang diketuai oleh pimpinan Fortum. 

“Kedatangan kami ke sini untuk menindaklanjuti pertemuan tersebut. Kami melihat peluang investasi di Asia Tenggara, dan Indonesia menjadi prioritas kami untuk berinvestasi,” ujar Mikkonen. 

Lebih jauh Mikkonen memaparkan profil perusahaan Fortum secara singkat. Fortum didirikan tahun 1932 di Ibukota Finlandia, Stockholm, yang bergerak di bidang energi. Fortum telah berekspansi di Eropa dan juga luar Eropa. Untuk Asia sendiri, India menjadi negara pertama berinvestasi di sektor tenaga surya. 

Kini, Mikkonen melanjutkan, Indonesia menjadi pilihan Fortum untuk berinvestasi, yang tidak hanya fokus pada pembangkit listrik, tetapi juga energi terbarukan (renewable energy) termasuk energi listrik berbasis limbah/sampah (waste to energy). Rencana awal investasi dilakukan di kota-kota besar terlebih dahulu seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Makassar dengan total investasi 1 juta Euro dalam 5 tahun ke depan. 

“Fortum telah membangun pembangkit energi berbasis limbah di Stockholm, yang mengolah 1 juta ton limbah per tahun dengan teknologi yang mutakhir,” ungkap Mikkonen. 

Namun, Mikkonen mengungkapkan kekhawatirannya terkait pembebasan lahan. Ia berharap hal tersebut bukan menjadi penghalang Fortum untuk berinvestasi di Indonesia. 

Menanggapi hal ini, Wapres mengatakan bahwa isu tentang lahan tidak perlu menjadi kekhawatiran. Semua informasi yang dibutuhkan Fortum untuk berinvestasi bisa di dapatkan di Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Apalagi kini BKPM telah meluncurkan program pelayanan perizinan awal 3 jam. Sektor-sektor terkait investasi termasuk bidang pertanahan juga telah terkoneksi di BKPM. 

“Anda dapat melakukan studi kelayakan (feasibility study), kemudian membuat proposal, dan selanjutnya secara teknis dapat membahasnya dengan Gubernur di daerah yang menjadi tempat berinvestasi,” jelas Wapres. 

“Yang paling penting dengan kualitas dan teknologi yang ditawarkan, harga yang ditawarkan juga bersaing,” pungkas Wapres.(if/mk)