USAID Fokus Kembangkan Ketrampilan Anak Muda Jateng yang Rentan

By Admin


nusakini.com-Semarang – Jawa Tengah menjadi pilot project di bidang pengembangan ketrampilan tenaga kerja melalui program yang digagas United States Agency for International Development (USAID). Pelatihan pengembangan tenaga kerja tersebut bekerja sama dengan Kelompok Aksi (Poksi) Ketenagakerjaan Inklusif Jawa Tengah. 

Deputy Mission Director USAID Indonesia Ryan Washburn mengatakan, kelompok yang disasar dalam pelatihan ini adalah anak muda, yang terdiri dari perempuan dan difabel dari keluarga tidak mampu. Jumlah yang dilatih sebanyak 445 orang dari empat kabupaten/ kota. Yakni, 96 orang dari Kota Semarang, 139 orang dari Kabupaten Demak, 105 orang dari Kabupaten Boyolali, dan 105 orang dari Kota Semarang. 

Ditambahkan, USAID berfokus pada peningkatan kehidupan anak muda yang rentan. Kelompok ini mencakup perempuran, anak muda dengan disabilitas, dan mereka dari kelompok berpenghasilan rendah. 

“Kami menghargai semua mitra yang bekerja dengan kami. Kemristekdikti, Pemprov Jateng, asosiasi bisnis, penyedia pelatihan, institusi pendidikan tinggi, dan organisasi berbasis masyakat,” kata Ryan dalam Pembukaan Pelatihan Kerja untuk Kaum Muda Berkarakter Unggul, Berdaya Saing, Inovatif dan Berwawasan Kebangsaan di Gradhika Bhakti Praja, Rabu (19/9). 

Para peserta, terangnya, akan mengakses pelatihan yang berkualitas dan membuka lapangan kerja yang lebih luas. Mereka akan mendapat hard skill maupun soft skill. Pelatihan hard skill yang diberikan mencakup industri garmen, lingkungan hidup dan energi baru terbarukan, pertanian dan perikanan, industri kreatif dan jasa, serta kewirausahaan muda (pengolahan limbah kayu dan furnitur, pengolahan coklat tempe, dan kerajinan bunga kertas). Pelatihan akan diselenggarakan dalam dua gelombang di BBPLK Semarang dan Surakarta. Gelombang pertama diselenggarakan pada 17 – 21 September, dan gelombang kedua pada 24 – 28 September 

“Melalui USAID sinergi proyek ini, kami hadirkan para pemangku kepentingan di bidang ketenagakerjaan secara bersama-sama melalui Poksi, untuk meningkatkan koordinasi dan solusi yang akan mengatasi tantangan yang dihadapi tenaga kerja,” katanya. 

Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP yang hadir pada acara tersebut menyampaikan, pengembangan ketrampilan tenaga kerja secara inklusif tidak banyak. Dia pun mengapresiasi pelatihan inklusif yang baru pertama kalinya diselenggarakan USAID. 

“Silahkan menyampaikan ke forum diskusi karena baru kali pertama (penyelenggaraan), kita nanti akan kompromikan. Sehingga, desain pelatihannnya bisa sesuai dengan yang diharapkan agar tidak mubazir dan bisa kita gelindingkan terus,” tutur Ganjar. 

Pelatihan pengembangan ketenagakerjaan, imbuhnya, penting karena akan membantu mengarahkan warga usia produktif untuk berkegiatan positif. Terlebih, dalam menghadapi bonus demografi yang sudah terjadi di Jawa Tengah. 

“Saya terima kasih, merasa terbantu. Saya bangga, saya senang, dan saya akan kawal agar kemudian bisa kita lihat hasilnya, bahwa yang hadir hari ini akan menjadi wirausahawan dan menjadi bosnya,” harap gubernur. 

Ditandaskan, memberikan pelatihan menjadi modal bagi warga usia produktif untuk bisa bekerja ataupun membuka usaha. Mereka tidak boleh sekadar berharap bantuan dari pemerintah karena masih bisa bekerja. (p/ab)