Upaya Petugas Jaga Kesehatan Jemaah Haji Saat Armina

By Admin

nusakini.com--Musim haji tahun ini bertepatan dengan musim panas di Arab Saudi. Cuaca yang ekstrem dan kontras dengan kondisi di Tanah Air menjadi faktor yang perlu diperhatikan dalam menjaga kondisi kesehatan jemaah haji Indonesia, terutama pada saat prosesi Arafah - Muzdalifa - Mina (Armina). 

Dirjen Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Anung Sugihantono menerangkan, ada sejumlah hal baru yang digagas tim pada musim haji tahun ini untuk Armina, antara lain: pembentukan tim promosi dan preventif dan tim gerak cepat. 

Tim promosi dan preventif bekerja untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan dengan cara sosialisasi berkala ke kloter terkait kesehatan, prediksi suhu, tips dan trik penggunaan masker, sprayer dan lainnya. Total ada 46 anggota tim promosi dan preventif yang disiagakan. 

Sementara tim gerak cepat, terdiri dari tim kesehatan dan tenaga musim bertugas memandu jemaah untuk melaksanakan kegiatan di Arafah, Muzdalifah dan Mina. "Tim gerak cepat dilengkapi dengan peralatan untuk pertolongan pertama pada jamaah dan tentunya kita telah kerjasama dengan pemerintah Arab Saudi untuk siapakan mekanisme evakuasi yang ada," kata Anung di kantor Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI), Khalidiyah-Makkah, Selasa (30/8). 

Total tenaga yang tergabung dalam tim gerak cepat sama dengan tim promosi dan preventif. Dari jumlah itu, 40 orang adalah tenaga kesehatan dan 6 orang dari tenaga musiman yang bisa berbahasa Arab. 

Ditambah dengan tenaga kesehatan dari Madinah berjumlah 56 orang, maka ada banyak personel kesehatan yang siaga selama Armina. Mereka tersebar di maktab-maktab sampai klinik emergency yang tersebar di Arafah dan Mina. 

Selain itu, ada juga 27 ambulans yang bisa diakses oleh tim kesehatan Indonesia. Tujuh ambulans disiapkan untuk evakuasi bila ad ajemaah yang meninggal. Sisanya untuk mengevakuasi apabila ada tindakan medis yang harus dilakukan. 

Tim kesehatan juga sudah melakukan persiapan terkait masalah cuaca. Prediksinya, pada saat puncak haji nanti cuaca akan sangat panas. Terus bergerak di angka 40 derajat celcius ke 50 derajat celcius. Para petugas akan terus memantau para jemaah secara khusus, terutama yang menyangkut dengan kemungkinan dehidrasi.

Selain itu, masalah pemadaman listrik yang terjadi tahun lalu akan menjadi pelajaran. Tim kesehatan terus berkoordinasi dengan pihak Arab Saudi agar masalah ini tidak berulang. Sebab, beberapa alat kesehatan dan bantuan bagi jemaah sakit di Arafah menggunakan konsumsi listrik yang tinggi. 

"Jadi memang tahun lalu diidentifikasi power di shutdown akibat beban karena dipaksakan penggunaan AC dan penggunaaan peralatan. Sekarang lebih disesuaikan yang tak terlalu membebani. Di samping itu kemarin ketika kami melakukan peninjauan instalasi power sudah dilakukan dan itu sudah kami konmunikasikan dengan Kemenkes Arab," papar Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes Muchtaruddin Mansur di tempat yang sama.(p/ab)