UMKM Surakarta Siap Menembus Pasar ASEAN

By Admin


nusakini.com-Solo- “Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang mulai diberlakukan sejak 31 Desember 2015 telah membuat kompetisi semakin ketat". Pernyataan ini disampaikan oleh Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Kota Surakarta, Nur Haryani SE, MM yang mewakili Walikota Surakarta ketika membuka acara Penyampaian Saran Kebijakan Pelatihan SKA Form D untuk Memanfaatkan Pasar ASEAN bagi Pengusaha UMKM di Surakarta, belum lama ini.

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN yang bekerja sama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta dan dihadiri oleh lebih dari 50 pelaku UMKM setempat. Lebih lanjut Nur Haryani menyampaikan perlunya pengusaha UMKM daerah untuk menghasilkan produk yang berkualitas dengan harga yang kompetitif agar dapat bersaing dengan produk negara lain. Dalam hal ini. Pemkot Surakarta akan selalu mengupayakan berbagai terobosan, khususnya terkait peningkatan kualitas, pembiayaan usaha dan kemitraan disamping menjaga iklim usaha yang kondusif. 

Kepala Subdit Kerja Sama Industri dan Perdagangan, Direktorat Kerja Sama Ekonomi ASEAN (Dit. KSEA), Kementerian Luar Negeri, Nur Rokhmah Hidayah, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen Kemlu untuk mendorong penetrasi UMKM Indonesia ke pasar ASEAN dengan memanfaatkan preferensi tarif yang berlaku dalam MEA. Pengusaha Indonesia dapat menikmati bea masuk 0% ke negara-negara ASEAN untuk hampir seluruh produk. Tambahan pasar sebesar 340 juta penduduk juga merupakan peluang yang sangat besar bagi UMKM untuk memasarkan produknya ke ASEAN. 

Pemaparan teknis terkait cara mendapatkan bea masuk 0% disampaikan oleh Dira Lukie Wardhani, Analis Perdagangan pada Kementerian Perdagangan. Para pengusaha diberikan pemahaman mengenai cara mendapatkan Surat Keterangan Asal (SKA) untuk mendapatkan preferensi tarif tersebut. 

Kegiatan ini juga diisi dengan pemaparan kisah sukses seorang pengusaha Surakarta yang berhasil menembus pasar ASEAN dalam bidang tekstil. Lika-liku perdagangan, khususnya ekspor telah dilalui. Berbagai pelajaran telah didapatkan hingga mampu melakukan ekspor secara rutin dengan memanfaatkan SKA, tidak hanya ke pasar ASEAN namun juga pasar Eropa dan Afrika. Salah satu kunci keberhasilannya adalah dengan selalu menjamin legalitas dokumen ekspor dan berupaya memperkenalkan brand yang dimiliki pada setiap kesempatan promosi yang ada.  

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan tulang punggung perekonomian, tidak hanya di Indonesia tapi juga di ASEAN. Berbagai upaya untuk meningkatkan produktivitas serta daya saing UMKM telah dilakukan oleh seluruh pihak terkait. Ditjen Kerja Sama ASEAN, Kementerian Luar Negeri juga secara aktif turut serta dalam upaya peningkatan tersebut melalui berbagai kegiatan khususnya untuk meningkatkan penetrasi pasar ke ASEAN melalui berbagai kesepakatan dan kerjasama yang telah dicapai di pilar ekonomi ASEAN. (p/ab)