nusakini.com--Guna menjamin keselamatan pengguna jalan, meningkatkan pelayanan publik pada jalan nasional dan mengembangkan potensi ekonomi kawasan secara lebih optimal, Kementerian PUPR melalui Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) tengah melaksanakan pembangunan Anjungan Cerdas sebagai bentuk inkubasi. 

Berdasarkan penelitian Pusat Jalan dan Jembatan (Pusjatan) Balitbang Kementerian PUPR, setiap pengguna jalan membutuhkan istirahat setelah berkendara selama empat jam. Kondisi prima dibutuhkan pengendara agar tingkat konsentrasi dalam berkendara terjaga yang dapat meminimalisir terjadinya kecelakaan lalu lintas.

Pada umumnya pengendara di kota-kota besar memanfaatkan tempat istirahat atau rest area di jalan tol yang memiliki berbagai fasilitas pendukung seperti SPBU, toilet, ATM, restoran dan lainnya. Sementara di jalan nasional, tempat istirahat tidaklah selengkap jalan tol, kecuali tempat makan/warung-warung yang terbatas fasilitasnya di pinggir jalan.  

Pada dasarnya Anjungan Cerdas (AC) merupakan "rest area" multifungsi di jalan nasional yang terintegrasi dengan berbagai fasilitas pendukung dan dikemas secara modern, mulai dari tempat makan, pusat informasi, gerai traveler/ATM, ruang terbuka hijau, amphi teater, sarana edukasi, serta gerai produk lokal unggulan. 

Sejak akhir tahun 2016 lalu, Kementerian PUPR melalui BPIW tengah membangun 2 Anjungan Cerdas (AC) yakni di Rambut Siwi, Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali dan Bendungan Tugu, Kabupaten Trenggalek, Provinsi Jawa Timur. Keduanya menjadi proyek percontohan (inkubasi) pembangunan AC yang dimaksudkan untuk memberikan kenyamanan perjalanan serta mengurangi kecelakaan lalu lintas pada jalan nasional yang traffic nya semakin meningkat dari waktu ke waktu. Kedua AC ini dikembangkan mengadopsi dari rest area di Jepang yang disebut Michino-Eki.  

Trenggalek dipilih untuk lokasi pembangunan AC, karena merupakan salah satu jalur terpanjang di kawasan selatan Jawa mulai dari Yogyakarta-Malang dan Yogyakarta-Surabaya. Pembangunan tersebut juga untuk mendorong pengembangan kawasan pesisir selatan Jawa. Sesuai tujuan dan fungsinya kelak, lokasi AC merupakan lokasi yang paling bagus untuk menikmati pemandangan Bendungan Tugu. 

Sementara AC Bahari Rambut Siwi berada di ruas jalan nasional yang menghubungkan Kota Denpasar ke Gilimanuk.  

"Hingga hari ini keduanya berjalan lancar dan tanpa kendala yang berarti. AC Rambut Siwi progres konstruksinya telah mencapai 50 persen dan AC Bendungan Tugu dengan progres fisik 10 persen. Diitargetkan AC di Bendungan Tugu mencapai 60 persen pada akhir tahun," kata Kepala BPIW Kementerian PUPR Rido Matari Ichwan di Jakarta pekan lalu.

Pembangunan AC Rambut Siwi memiliki progres yang lebih cepat berkat dukungan Pemerintah Daerah (Pemda) dan masyarakat yang proaktif. AC Rambut Siwi dibangun di atas lahan seluas 4,7 hektar kerja sama Kementerian PUPR dan Pemda, yang konstruksinya dikerjakan oleh PT Nindya Karya (Persero) dengan nilai kontrak Rp 67,5 miliar dan ditargetkan selesai pada Mei 2018.  

Sedangkan AC Bendungan Tugu berdiri di atas lahan seluas 4,2 hektar dan konstruksinya dikerjakan oleh PT. Istaka Karya–Metro Lestari Utama-Pola Kendali Nusantara-Bita Enarcon Engineering KSO, dengan biaya Rp 56,8 miliar dan juga ditargetkan selesai pada Mei 2018.  

Selain kedua AC yang tengah dibangun, Kementerian PUPR juga mendapatkan usulan pembangunan Anjungan Cerdas dari beberapa daerah seperti, Labuan Bajo, Makale-Tana Toraja, Magelang-Jawa Tengah, dan Labuan Kayangan-Lombok. Rido Matari juga menjelaskan tidak menutup kemungkinan membangun AC di jalan tol apalagi jalan tol yang semakin panjang.  

"Membangun AC di jalan tol tentu saja bisa karena memiliki prinsip yang sama, bahkan bisa lebih terukur. Untuk itu, kita akan lihat dulu performance dari dua yang sedang berjalan," kata Rido.  

Rido menambahkan bahwa AC akan memiliki banyak fungsi, yakni sebagai tempat istirahat untuk meningkatkan keselamatan pemakai jalan nasional dan diharapkan bisa mengurangi kecelakaan lalu lintas yang mencapai 30.000 korban jiwa per tahun. AC dilengkapi dengan berbagai fasilitas, parkir, toilet, rumah makan, tempat beribadah, serta taman. Selain itu, juga diharapkan menjadi gardu pandang pada berbagai infrastruktur PUPR berestetika tinggi dan keindahan lingkungan fisik sekitar yang diharapkan mampu menjadi tempat pariwisata baru.  

Rest area multifungsi ini juga diharapkan menjadi lokasi pengenalan dan pemasaran berbagai produksi dan budaya lokal kepada pengguna jalan nasional. Di sisi lain juga menjadi pusat informasi berbagai produk dan potensi daerah di sekitar lokasi. "Kami juga tentu saja akan bekerja sama dengan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di lokasi sekitar AC" tutup Kepala BPIW.(p/ab)