nusakini.com--Wukuf adalah rukun haji sehingga setiap jemaah haji harus menjalankannya. Bahkan, jemaah haji yang sakit pun harus disafariwukufkan. 

Safari wukuf adalah memberangkatkan jemaah calon haji Indonesia yang sakit dan tidak mampu berjalan menuju Arafah untuk wukuf dan biasanya menggunakan ambulans atau mobil. Dirjen Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Anung Sugihantono menjelaskan bahwa tim kesehatan haji Indonesia akan menyiapkan 10 bus sebagai sarana safari wukuf. 

"Kami siapkan 10 bus yang terdiri dari 4 bus untuk memberikan pelayanan safari wukuf dengan cara tidur bagi jamaah-jamaah yang memang harus dilakukan safari dalam posisi tidur atau berbaring. Masing-masing bus berkapasita 4 - 8 tergantung kegawatan yang dihadapi jamaah," terang Anung saat ditemui di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Daker Makkah, Khalidiyah, Selasa (30/8). 

• Komisi VIII Apresiasi Sukses Penyelenggaraan Haji 2016
• 488 Jemaah Umrah Tertahan Pulang, Sudah Terbang ke Indonesia
• Tahun Ini, Seluruh Pembayaran Haji Harus Melalui E-Hajj
• Teknis Haji Terus Pantau Kondisi Jemaah Haji dan Umrah yang Sakit di Saudi
• Tiga Jemaah Haji Indonesia Masih Dirawat di Rumah Sakit Saudi

"Sedangkan 6 bus untuk layanan jamaah yang masih bisa melakukan safari wukuf dalam posisi duduk," tambahnya. 

Kriteria jemaah yang nantinya bisa masuk ke bus untuk safari wukuf akan ditentukan berdasarkan kondisi terakhir. Mulai H-4 sebelum puncak haji pada 10 September mendatang, para jemaah yang sakit akan dipilih masuk kategori mana. "Kita akan gunakan operating prosedur, memiliah mana yang layak duduk dan mana yang tidur," ujarnya. 

Selain 10 bus, Tim Kesehatan juga menyiapkan sarana safari wukuf untuk jamaah yang harus dilakukan dengan angkutan ambulans. Dalam pelaksanaannya, tim keshatan telah menjalin kerjasama dengan RA Arab Saudi. "Tentu kalau jamaah ada yang tidak bisa melakukan piliha tadim duduk, tidur, maupun dalam ambulans dalam rangka safari wukuf, kita dengan Kemenag tentunya mendorong untuk melakukan badal haji," ujarnya. 

Akan hal ini, penanggung jawab safari wukuf, dr. Eka menjelaskan bahwa pihaknya sudah mempunyai kriteria tentang pasien yang dibadalhajikan. Namun demikian, dia juga tetap akan mempertimbangkan kajian keagamaan. Misalnya, bagaimana dengan pasien yang tingkat kesadarannya sudah sangat menurun hingga sampai pada level tidak mengenali dirinya. Juga terkait kondisi lain yang membahayakan jiwa pasien. 

Di dalam bus untuk safari wukuf, nanti juga ada pembimbing ibadah yang mendampingi. Mereka akan terus memantau perkembangan kesehatan jemaah sambil terus dipandu ibadahnya. "Besok atau lusa kita akan lakukan konsolidasi lagi mengupdate segala situasi yang berkembang termasuk ramalan cuaca," tambahnya.(p/ab)