nusakini.com--Saat ini, ekonomi global tengah dihadapkan pada tiga tantangan besar. Salah satunya, strategi mengejar target pertumbuhan ekonomi pascakrisis keuangan global. 

• BI Pertahankan BI 7-Day reverse Repo Rate Tetap Diangka 3,50%
• Resmi Diluncurkan, Ini Format Baru NPWP
• KSSK Terus Perkuat Sinergi Jaga Stabilitas Sistem Keuangan
• Ini Komitmen Pemerintah Percepat Ekspor Produk Sawit
• LPEI Kenalkan Produk Mitra Binaan pada Pameran Road to G20 Bali

Tantangan kedua yaitu bagaimana kebijakan moneter yang optimal dapat ditempuh dalam perekonomian yang terbuka. “Ketiga, bagaimana mencapai stabilitas keuangan di tengah keragaman (divergensi) kebijakan moneter dunia,” jelas Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo dalam seminar 'Managing Stability and Growth under Economic and Monetary Divergence' pada Senin (1/8) di Nusa Dua, Bali, sebagaimana dilansir laman BI. 

Seperti diketahui, beragamnya kebijakan ekonomi dan moneter yang didominasi negara-negara ekonomi terbesar dunia dapat menimbulkan risiko tersendiri, yang memberi tantangan bagi otoritas di negara-negara Timur maupun Barat. Para pembuat kebijakan dituntut untuk menyusun kebijakan yang bertujuan untuk mendukung pertumbuhan dan memitigasi risiko, sekaligus mempertahankan stabilitas moneter dan keuangan. 

Sebagai informasi, seminar tersebut secara umum membahas mengenai babak baru dalam perkembangan ekonomi global, yang ditandai dengan semakin beragamnya kondisi pemulihan ekonomi dan kebijakan yang diambil negara-negara di dunia. Selain itu, seminar juga membahas mengenai dampak Brexit terhadap perekonomian global dan regional. (p/ab)