Tiga Hal Fundamental Belenggu Umat Islam

By Admin

nusakini.com-- Ada tiga hal fundamental yang hingga kini masih membelengu umat Islam. Tiga hal tersebut, menjadi kendala umat Islam untuk bangkit, bersatu, maju dan jaya. Ketiga hal fundamental itu yakni, Sektarianisme, Radikalisme dan Keterbelakangan. 

“Pertama adalah sektarianisme. Pertentangan antara Sunny dan Syi’ah misalnya yang terjadi sejak Perang Shiffin hingga kini masih saja terjadi. Dan kini, imbasnya mulai terasa di Indonesia, padahal awalnya adalah permusuhan politik para elit saat itu,” demikian disampaikan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Kamaruddin Amin saat menjadi pembicara pada Sarasehan Nasional yang diselenggarakan Direktorat Pendidikan Agama Islam, Ditjen Pendis di Jakarta, Senin (13/6).  

Dalam Sarasehan yang mengusung tema ”Potensi Pendidikan Islam Indonesia Menjadi Rujukan Pendidikan Moderat Dunia” tersebut, Dirjen melihat, sektarianisme, baik antara Sunny dan Syi’ah, Sunny dengan Wahabi, Wahabi dengan Syi’ah kini telah menjadi masalah global. 

“Kehancuran Dinasti Abbasiyah yang ditandai pembantaian satu juta umat Islam di Baghdad oleh Pasukan Hulagu Khan, langsung atau tidak langsung, dipertajam oleh konflik antara Sunny dan Syi’ah,” imbuh Dirjen. 

Masalah Kedua umat Islam menurut Dirjen adalah Radikalisme. Menurutnya, kini radikalisme muncul di berbagai penjuru dunia, baik negara itu Islamnya mayoritas, maupun minoritas.   

“Ideologi ini tidak bisa dimusnahkan dengan kekerasan. Hanya melalui pemahaman dan pendidikan lah, fundamentalisme bisa diberangus hingga ke akar-akarnya secara komprehensif,” ujar Dirjen. 

Sedang masalah ketiga yang besar dan fundamental dari kita, terang Dirjen, adalah Keterbelakangan. Menurutnya, Indonesia dengan segala kekurangan dan kelebihannya, mempunyai potensi untuk membawa umat Islam menjadi lebih baik. 

Dikatakan Kamaruddin, Indonesia mempunyai SDM dan SDA melimpah untuk maju dan lebih baik, terlebih, Indonesia kini sedang menghadapi Bonus Demografi, dimana sekitar 110 Juta penduduk Indonesia berusia kurang dari 25 tahun. 

Untuk itu, tandas Kamaruddin, (potensi) tersebut harus didukung oleh Lembaga Pendidikan Islam yang berkualitas dan solutif.  

“Kini, Kemenag sedang mengembangan Ma’had Aly dan dalam waktu dekat kita akan mendirikan universitas Islam kelas dunia yang didukung penuh Presiden dan Wakil Presiden,” tandas Kamaruddin. 

Sarasehan Nasional ini diikuti oleh berbagai kalangan, seperti guru PAI, pengawas, kepala sekolah maupun instruktur nasional, baik dari TK, SD, SMP, SMU maupun SMK. Dalam saresehan tersebut, dilakukan pula peningkatan Wawasan Kebangsaan Guru PAI (Angkatan 7) dan juga Guru SMK Angkatan 5 Panitia mengundang para tokoh sebagai pembicara seperti Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Anggota Watimpres KH A Hasyim Muzadi, Budayawan Prie GS, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti dan Rais A’am PBNU KH Ma’ruf Amin.(p/ab)