Terima Menlu Retno, PM Liu Keqiang Tegaskan Kembali Pentingnya Hubungan RI-RRT

By Admin

nusakini.com--Hubungan RI-Tiongkok terus mengalami peningkatan, khususnya di bidang ekonomi. Namun demikian kerja sama kedua negara harus selalu saling menguntungkan. Pernyataan ini disampaikan Menlu Retno L.P. Marsudi saat melakukan kunjungan kehormatan kepada Perdana Menteri RRT Liu Keqiang, di Beijing, belum lama ini.

Menlu Retno mendorong agar kedua negara dapat mengatasi berbagai tantangan dan memanfaatkan peluang. Hal ini penting untuk merealisasikan berbagai kesepakatan kerja sama di bidang ekonomi, perdagangan dan investasi, serta infrastruktur, termasuk investasi di 4 koridor ekonomi.

“Untuk itu, saya menyampaikan harapan Pemerintah Indonesia kiranya PM Liu Keqiang dapat terus memberikan dukungan penuh bagi kerja sama dan kemitraan kedua negara," tutur Menlu Retn.

Lebih lanjut, Menlu Rentno menyampaikan perlunya upaya untuk mendorong pertumbuhan perdagangan bilateral yang pesat dan berimbang. Disampaikan pula permintaan kepada PM Liu Keqiang untuk terus mendukung kerja sama investasi kedua negara, termasuk dalam berbagai proyek yang telah disepakati. 

Dalam pertemuan itu, PM Liu Keqiang menegaskan kembali pentingnya hubungan RI – Tiongkok. Disebutkan walaupun menjelang liburan Imlek, yang biasanya waktu digunakan untuk kordinasi internal, Pemerintah Tiongkok gembira menyambut kunjungan Menlu RI dan pelaksanaan Komisi Bersama Kerja Sama Bilateral RI-Tiongkok. 

Kunjungan kehormatan kepada PM Liu Keqiang tersebut merupakan bagian dari rangkaian kegiatan kunjungan kerja bilateral Menlu Retno ke RRT. Kunjungan itu dilakukan atas undangan Menlu RRT Wang Yi. 

Tiongkok adalah mitra dagang terbesar Indonesia dengan nilai perdagangan mencapai lebih dari USD 52 milyar (Januari – November 2017). Sementara di bidang investasi, Tiongkok adalah investor asing terbesar ke-3, dengan nilai investasi total USD 3,4 milyar. Tahun lalu, wisatawan asing asal Tiongkok juga menempati peringkat pertama jumlah wisatawan ke Indonesia, yang mencapai 2 juta orang. (p/ab)