Tempe, Salak, hingga Batik Indonesia Kembali Eksis di Phnom Penh

By Admin


nusakini.com-Phnom Penh-KBRI bersama Dharma Wanita Persatuan serta masyarakat Indonesia memanfaatkan momentum Peresmian Win Win Memorial Monument di Phnom Penh untuk memperkenalkan kuliner otentik Indonesia seperti rendang, mie goreng, lupis, tempe mendoan hingga buah salak segar.

Pada hari pertama, Booth KBRI belum rampung dibuka, namun aroma makanan khas Indonesia berhasil menarik para pengunjung antri menanti di depan booth. Terdapat 540 booth yang berpartisipasi, termasuk partisipasi masyarakat internasional, selain Indonesia, yaitu RRT, India, Vietnam dan Myanmar. 

Tidak hanya itu, pariwisata dan budaya Indonesia tiada putusnya dipromosikan di tiga booth Indonesia ini. 'Maskot' booth Indonesia kali ini adalah seorang mahasiswi Indonesia yang sedang magang di KBRI Phnom Penh atas nama Putri yang mengenakan kostum Tari Pendet dari Bali, yang sangat menarik perhatian pengunjung. Untuk menambah suasana Indonesia, terpajang juga Gebogan Bali (buah susun) lengkap dengan dupa nan harum serta alunan musik rindik. 

Selain itu, salak Indonesia juga menjadi primadona yang nyaris tidak pernah sepi peminat. Selain distributor salak, dari Indonesia juga ada distributor minyak goreng Tropikal dan Indomie serta pemasok suvenir seperti tas dan baju batik yang hadir pada kegiatan yang berlangsung selama tiga hari ini. 

'Kita harus memanfaatkan segala peluang di Kamboja untuk mempromosikan Indonesia. Saya mengapresiasi DWP KBRI Phnom Penh yang telah bersama-sama masyarakat Indonesia mengkoordinir partisipasi Indonesia dalam kegiatan akhir tahun yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata Kamboja ini', ujar Duta Besar RI untuk Kerajaan Kamboja, Sudirman Haseng.

Peresmian Monumen yang tingginya 54 meter ini dibuka oleh Perdana Menteri Hun Sen dan diperkirakan akan kunjungi oleh sekitar 30.000 pengunjung. Inagurasi Win Win Memorial ini adalah juga dalam rangka memperingati 20 tahun 'Win Win Policy (1998-2018). Rangkaian program akan diisi oleh pameran makanan minuman, pertunjukan budaya, kegiatan olah raga dan panggung gembira menyambut tahun baru 2019. Bagian bawah Monumen berbentuk segi lima, mewakili lima titik strategis yang dijuluki PM Hun Sen "DIFID", yang merupakan singkatan dari "Divide, Isolate, Finish, Integrate and Development".  

Bagian atas adalah monolit segitiga setinggi 33 meter. PM Hun Sen menyatakan bahwa Monumen tersebut mewakili rekonsiliasi nasional, kemerdekaan, persatuan, kedaulatan, pembangunan, dan kemakmuran bagi Kamboja. Dikatakan PM bahwa Monumen tersebut adalah bukti bahwa Kamboja telah dipersatukan, dengan kemenangan atas perang, genosida, pembagian dan kontrol, kemiskinan dan campur tangan asing dan saat ini Kamboja memimpin masa depannya menuju kemakmuran dan perdamaian jangka panjang. (p/ab)