Tekan Angka Kemiskinan, Sinergi Fase II Dimatangkan

By Abdi Satria


nusakini.com-Semarang-United States Agency International Development (USAID) menindaklanjuti proyek kerja sama Strengthening Coordination for Inclusive Workforce Development in Indonesia (Sinergi) dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Yakni, melalui inisiatif mitra kunci yang dilaksanakan oleh konsorsium dari Rajawali Foundation dan Pusat Transformasi Kebijakan Publik. 

Project Leader Sinergi Bambang Wicaksono menyampaikan, proyek Sinergi bertujuan untuk memperkuat koordinasi lintas sektor dan lintas pemangku kepentingan dalam rangka memperbaiki akses informasi kerja, kesempatan mengikuti pelatihan kerja dan peluang mendapatkan pekerjaan yang lebih baik bagi kaum muda kurang mampu dan rentan. termasuk bagi para penyandang disabilitas, kelompok perempuan serta penyandang masalah kesejahteraan sosial lainnya. Pelaksanaannya direncanakan mulai Juli 2019-2020. 

Ditambahkan, Sinergi fase I telah berlangsung tahun lalu dengan memberikan pelatihan kerja dan pemagangan kepada 423 kaum muda kurang mampu dan rentan. Sebanyak 70 orang di antaranya telah memperoleh pekerjaan lebih baik setelah mengikuti program pelatihan kerja dan pemagangan. Kini Sinergi fase II yang akan diimplementasikan pada Juli mendatang dikembangkan ke beberapa kabupaten lainnya di Jateng. 

“Untuk (Sinergi) tahap I memang kemarin baru ada di empat kabupaten, yaitu di Kabupaten Demak, Boyolali, Semarang dan Kota Semarang. Untuk tahap kedua, kami melebarkan ke delapan kabupaten lainnya, dan kami mohon arahan kabupaten mana saja yang akan menjadi prioritas bagi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Kami akan ada rapat di Jakarta dan akan kami usulkan langsung ke USAID sehingga 16 ribu anak muda nanti benar-benar dari kabupaten indikator merah,” terangnya, saat beraudiensi dengan Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen di Kantor Gubernur, Selasa (18/6). 

Dia menjelaskan, Sinergi memperkenalkan suatu model koordinasi lintas sektor dan lintas pemangku kepentingan melalui kelompok aksi atau Poksi ketenagakerjaan inklusif yang menawarkan mekanisme kemitraan dan kolaborasi berbasis pilar 4P. Yaitu, melibatkan unsur pemuda, perusahaan, pemerintah daerah, dan lembaga pelatihan kerja secara partisipatif, transparan, responsif dan berorientasi pada aksi nyata guna perbaikan akses informasi kerja, pelatihan kerja, serta menghubungkan kaum muda dengan dunia kerja. 

Bambang menambahkan, Sinergi fase II yang berlangsung pada 2019-2020 akan memberikan akses informasi kerja bagi 16 ribu kaum muda, pelatihan kerja dan pemagangan kepada 2.000 kaum muda, serta penyediaan peluang atau kesempatan kerja yang lebih baik bagi 1.600 kaum muda dari seluruh Jateng. 

“Untuk saat ini, pelatihan yang akan dilakukan memang pada bidang garmen dan ritel. Garmen di bawah PT Pan Brothers Boyolali dan ritel di bawah Alfamart. Untuk PT Pan Brothers kebutuhannya 1.500 lowongan pekerjaan, pelatihan dan penempatan kerja, sedangkan Alfamart 2.000 (lowongan),” bebernya. 

Wakil Gubernur Taj Yasin Maimoen menyambut baik proyek Sinergi yang bersiap menuju implementasi fase II. Gus Yasin, sapaan akrab wakil gubernur, ingin Sinergi fase II dapat fokus menyasar kaum muda kurang mampu dan rentan. Termasuk para penyandang disabilitas, kelompok perempuan serta penyandang masalah kesejahteraan sosial lainnya, di 14 kabupaten yang masuk ke dalam zona merah kemiskinan. 

“Dari 35 kabupaten/ kota di Jawa Tengah yang masih tersisa 14 kabupaten yang berada dalam indikator merah. 14 kabupaten ini harus kita dorong untuk pengentasan kemiskinannya. Memang kami meminta bukan hanya dari pemerintah provinsi saja, tetapi kita sinergikan dengan BUMN, BUMD maupun perusahaan-perusahaan yang ada di Jawa Tengah (untuk mendukung pengentasan kemiskinan),” jelasnya. 

Gus Yasin membeberkan, setiap SKPD di lingkungan Pemprov Jateng juga diberi tanggung jawab untuk membina setidaknya satu desa miskin. Hal tersebut dilakukan untuk mengoptimalkan potensi masing-masing desa, sekaligus mengentaskan kemiskinan di daerah. 

“Sistem kami memang satu SKPD kami serahi tanggung jawab membina minimal satu desa binaan,” bebernya. 

Putera ulama kharismatik KH Maimoen Zubair itu mencontohkan, beberapa kabupaten zona merah kemiskinan yang dapat menjadi fokus implementasi SINERGI fase II. Di antaranya Kabupaten Sragen, Grobogan, Kebumen, Banjarnegara, Banyumas, Brebes dan Rembang.(p/ab)