TCRI dan KBCF Melakukan Pemutaran dan Resensi Film Bertema Perubahan Iklim

By Ahmad Rajendra


Nusakini.com--Samarinda--The Climate Reality Indonesia (TCRI) adalah salah satu cabang dari The Climate Reality Project, sebuah organisasi non-profit yang didirikan oleh pemenang Nobel Perdamaian, Al Gore, yang berfokus pada isu perubahan iklim. Tahun 2019 merupakan tahun ke-10 keberadaan TCRI.

Peringatan sedasa ini ditandai dengan puluhan kegiatan di berbagai tempat di Indonesia, yang diprakarsai atau difasilitasi oleh para alumni didikan TCRI, yang bertahun-tahun sebelumnya telah mendapat pelatihan langsung oleh Al Gore untuk isu perubahan iklim.

Khusus Kalimantan, tepatnya di Samarinda, Kalimantan Timur, TCRI bekerja sama dengan Kawal Borneo Community Foundation (KBCF) melakukan pemutaran dan resensi berbagai film bertemakan perubahan iklim, yang telah disiapkan oleh TCRI. Kegiatan ini dilakukan selama tiga hari berturut-turut, dari 18 Juli sampai 20 Juli 2019.

Untuk 18 Juli 2019, diadakan pemutaran tiga film tentang perubahan iklim, yang ditayangkan di sela-sela kegiatan pelatihan fasilitator pemberdayaan masyarakat yang diadakan oleh KBCF. Pesertanya adalah 15 orang pendamping petani dari Kabupaten Kutai Timur dan Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

Adapun judul film yang ditonton adalah:

1. Perubahan Iklim di Halaman Kita (berlokasi di DKI).

2. Perubahan Iklim di Halaman Kita (berlokasi di Sulawesi Tengah).

3. Perubahan Iklim di Halaman Kita (berlokasi di Papua).

Selanjutnya, pada hari kedua, 19 Juli 2019, juga dilakukan pemutaran empat film yakni, "Karbon Dalam Ransel" (bagian 1 sampai 6), "Setelah Hujan Datang", "Bumiku", dan film "Lakukan Sekarang Juga". 

Berbeda dengan hari pertama, pada hari kedua ini para peserta mendapat tugas menonton film tertentu, dan kemudian masing-masingnya mendapat tugas membuat resensi dari film perubahan iklim yang telah disaksikannya. Setiap dari mereka paling tidak diminta untuk mengamati dan menjawab tiga pertanyaan kunci berikut, yakni: 

1. Apa garis besar isi film tersebut?

2. Apa hal-hal baru yang ditemui?

3. Apa pesan moral yang diperoleh?

Selanjutnya, pada hari terakhir, yakni 20 Juli 2019, masing-masing peserta diberi waktu untuk memberikan ulasannya berdasarkan pertanyaan kunci di atas. Kesan para peserta beragam, mulai dari penyebab perubahan iklim oleh aktivitas manusia, sampai kesadaran bahwa kita bisa bertindak untuk berubah mulai dari diri sendiri.

Menutup kegiatan ini, Direktur KBCF, Mukti Ali, menegaskan, agar inspirasi yang telah didapatkan para peserta dari kegiatan tiga hari tersebut, selanjutnya bisa disebarluaskan, mulai dari lingkungan keluarga, tetangga, masyararakat dampingan, hingga masyarakat umum.(Tami)