Tayangan Film Indonesia Disambut Baik Masyarakat Asing di Korea Utara

By Abdi Satria


nusakini.com-Pyongyang-Untuk pertama kalinya, KBRI melakukan tayangan film Indonesia untuk masyarakat asing di Pyongyang, Korea Utara di bioskop milik Kedutaan Besar Polandia di Pyongyang, pekan lalu.

Acara yang bertajuk Indonesian Movie Night tersebut menayangkan film Keluarga Cemara arahan Yandy Laurens. Penayangan film ini dihadiri oleh lebih dari 95 penonton masyarakat asing (expats) yang bekerja dan tinggal di Korea Utara. 

"Saya sangat senang karena malam ini kita berhasil menayangkan film Indonesia untuk pertama kalinya bagi masyarakat asing di Pyongyang. Saya sempat khawatir karena malam ini turun hujan, tetapi Puji Tuhan ternyata penonton membludak memenuhi bioskop milik Kedutaan Besar Polandia di Pyongyang tempat kita menayangkan film Indonesia tersebut. Pihak Kedubes Polandia bahkan harus memasang dua puluh kursi tambahan karena penonton melebihi kapasitas. Full House. Baru malam ini kami menyaksikan begitu banyak orang menonton di bioskop Kedubes Polandia tersebut," demikian disampaikan Duta Besar RI untuk Korea Utara, Berlian Napitupulu, usai acara. 

"Ternyata para penonton menyukai tayangan film Indonesia berjudul Keluarga Cemara. Mereka menyatakan bahwa film Indonesia ini sangat menarik karena menampilkan pentingnya sebuah keluarga, peran keteladanan orang, tentang perjuangan anggota keluarga menghadapi lingkungan baru dan kekompakan keluarga dalam menghadapi krisis ekonomi yang mereka hadapi. Budaya Indonesia yang ditampilkan film Keluarga Cemara ini juga berlaku untuk negara-negara lain. Itulah sebabnya kami tampilkan film ini," demikian tutur Dubes Berlian Napitupulu. 

Sebelumnya, KBRI Pyongyang melakukan beberakali nonton bareng bersama di Wisma Duta Besar Indonesia untuk menyeleksi film yang laik tayang untuk masyarakat asing dari berbagai negara yang ada di Pyongyang. Pilihan jatuh kepada Keluarga Cemara yang merupakan kisah drama keluarga untuk seluruh umur dan lekat dengan nilai-nilai kekeluargaan serta nilai-nilai gotong royong tidak hanya antara anggota keluarga tetapi juga keluarga besar dan tetangga. 

"Meski Keluarga Cemara mencerminkan budaya Indonesia, banyak testimoni positif yang disampaikan penonton asing. Film Keluarga Cemara membuat mereka terharu akan kisah perjuangan sebuah keluarga yang tetap bersatu di tengah kesulitan yang menerpa. Salah satu penonton dari Rusia menyampaikan bahwa ia menitikkan air mata menyaksikan kisah Keluarga Cemara, khususnya terhadap sang ayah yang bekerja keras dan tegar serta penuh tanggung jawab untuk menghidupi keluarga dan mendidik anak-anaknya. Tidak heran banyak penonton yang terharu bahkan keluar dari studio dengan mata yang masih berkaca-kaca," ujar Dubes Berlian. 

Seorang penonton asal Inggris mengatakan film ini sangat bagus. Emosi penonton dibawa naik dan turun. Dia tertawa di satu adegan kemudian menangis di adegan berikutnya. Film ini sukses membuat dia berkali-kali mengusap air mata. Melalui film ini dia dapat melihat segelintir kehidupan keluarga dan bermasyarakat di Indonesia yang berbeda dengan negaranya. Namun, ada nilai-nilai universal dalam berkehidupan yang dapat dia petik dari cerita ini. 

Indonesian Movie Night juga dimanfaatkan untuk mempromosikan kuliner Indonesia. Sebelum tayangan film, KBRI Pyongyang menyajikan kuliner khas Indonesia yaitu sate ayam, nasi goreng, makanan ringan dan minuman kopi instan produk Indonesia. 

"Kita menggunakan seluruh kegiatan sebagai sarana promosi. Untuk itu, pada penayangan film kali ini kita promosikan makanan Indonesia yang mendapat sambutan begitu baik dari para penonton. Kita harapkan acara ini sekaligus dapat mempromosikan film dan kuliner Indonesia," pungkas Dubes Berlian. 

Menurut Hanna Andari, Fungsi Pensosbud KBRI Pyongyang, program Movie Night di bioskop Kedutaan Besar Polandia di Pyongyang adalah suatu kegiatan penting karena dihadiri oleh wakil-wakil dari kedutaan asing dan organisasi internasional, termasuk para Duta Besar manca negara di Korea Utara. Pihak kedutaan besar asing diberi kesempatan untuk menayangkan film negaranya masing-masing tanpa dipungut bayaran. Film Indonesia merupakan yang kelima setelah film dari Polandia, Pakistan, Swedia, dan Inggris, yang ditayangkan pada edisi Movie Night tahun ini. (p/ab))