Targetkan 10 Ribu Pengunjung Pesta Rakyat

By Admin

nusakini.com--Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP meminta kepada seluruh masyarakat supaya menjaga dan mengembangkan budaya gotong royong dan saling mendukung antarsesama. Sehingga berbagai persoalan di Jateng dapat diselesaikan. 

“Problem Jateng tidak akan bisa diselesaikan tanpa gotong royong dan saling dukung,” ujar gubernur saat memberi sambutan pada pembukaan Pesta Rakyat 2018 di Pantai Widuri Pemalang, Sabtu (18/8). 

Selain gubernur yang didampingi istri Hj Atikoh Ganjar Pranowo, hadir dalam pembukaan puncak peringatan Hari Jadi ke-68 Jateng itu, Sekda Jateng Dr Ir Sri Puryono KS MP beserta istri Rini Sri Puryono, Bupati Pemalang Junaedi dan istri, sejumlah bupati/ wali kota, Forkopimda, serta para pejabat di lingkungan Pemprov Jateng. 

Dalam kesempatan itu gubernur mengucapkan terima kasih kepada para bupati dan wali kota yang telah bertanggung jawab penuh terhadap daerahnya masing masing, membereskan beragam persoalan yang ada. Karena kerja sama semua pihak, kemiskinan di Jateng mengalami penurunan, problem infrastruktur bisa diselesaikan, dan persoalan layanan masyarakat dapat dipecahkan. 

“Selain itu kepada camat sampai kades dan semuanya, juga saya ucapkan terima kasih. Tanpa kerja dan dukungan dari semua komponen masyarakat maka berbagai persoalan tidak akan terselesaikan,” ucapnya. 

Di hadapan ribuan masyarakat, pejabat, dan pelajar dari berbagai sekolah di Pemalang, gubernur mengingatkan pentingnya nasionalisme dan rasa kecintaan kepada Tanah Air Indonesia. Ia mencontohkan aksi heroik seorang siswa SMP kelas VII di Nusa Tenggara Timur (NTT). Bocah bernama Johanes Gama Marschal Lau (13) memanjat tiang bendera demi untuk membetulkan tali untuk mengerek bendera Merah Putih saat upacara peringatan HUT ke-73 Kemerdekaan RI. . 

“Johanes memanjat tiang bendera, dia tidak pernah berfikir akan jatuh. Aksi spontan ditunjukkan karena dia cinta Indonesia. Demikian pula di Klaten, Jawa Tengah, seorang anggota TNI nekat memanjat tiang bendera demi berkibarnya Merah-Putih,” beber gubernur. 

Sementara itu, sebagai tuan rumah Pesta Rakyat Jateng 2018, Ganjar mengapresiasi berbagai strategi yang dilakukan warga Pemalang guna memromosikan beragam kegiatan yang disuguhkan dalam rangkaian puncak peringatan Hari Jadi ke-68 Provinsi Jateng itu. Salah satunya promosi melalui virtual atau media sosial, sehingga gerakan dari masyarakat tersebut memberikan informasi kepada banyak orang di berbagai daerah, bahwa sedang ada pestanya masyarakat Jateng di Pemalang. 

Mantan anggota DPR RI itu menjelaskan, dia sengaja meminta agar pesta rakyat digelar di Pemalang. Salah satu kabupaten di pantai utara itu mendapat perhatian khusus darinya karena berhasil mengembangkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di tingkat desa, kemudian TIK tersebut menang di tingkat internasional. 

“Namanya Pemalang tetapi nasibnya jangan malang, atau kenapa tidak diganti pemujur agar nasibnya mujur terus. Ternyata namanya tidak menunjukkan nasib, Pemalang Ikhtiarnya luar biasa dan TIK tingkat desa menang di tingkat internasional, yaitu di Swiss Eropa,” terangnya. 

Gubernur menjelaskan, pesta rakyat ini tidak hanya menampilkan seni tradisonal daerah, tetapi juga memamerkan beragam inovasi kreasi di berbagai bidang. Selain itu, gubernur juga menyerahkan bantuan dan penghargaan kepada institusi atau lembaga, serta individu atas kiprahnya di berbagai bidang. 

“Saya sangat senang pagi ini, semua bisa berkumpul di Pantai Widuri, tumplek di sini,” katanya. 

Sekda menambahkan, Pemalang dipilih sebagai tuan rumah pesta rakyat karena merupakan daerah jalur bisnis sekaligus wilayah maritim dengan nilai-nilai budaya dan historis yang tinggi. 

“Kami menilai Pemalang ini mewakili karena sangat siap dan kondusif. Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari, sekitar 10 ribu pengunjung akan menyaksikan pesta rakyat,” katanya. 

Pada kesempatan itu, Gubernur Ganjar didampingi Sekda Sri Puryono juga meluncurkan tiga sistem pelayanan masyarakat. Yakni, Jaringan Informasi Pelayanan Publik (JIPP), Sistem Informasi Desa (Sidesa), dan Jateng SLIM (Sistem Layanan Informasi Mobile).(p/ab)