nusakini.com---Desa Bandung yang terletak di Kecamatan Playen, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta telah lama memiliki jaringan irigasi air tanah (JIAT) yang sumber airnya diambil dari sumur bor yang dibangun sejak tahun 1982. Mesin pompa untuk menaikkan air dari sumur bor masih berfungsi meskipun debitnya tidak maksimal. 

Sumur bor tersebut, awalnya mampu mengalirkan air dengan debit 20-25 liter per detik, namun saat ini sudah mulai berkurang hal tersebut disebabkan oleh pompanya sudah tua 

Saat ini baru 28 hektar sawah yang dapat diairi, padahal potensinya bisa sampai 50 hektar, sehingga masih ada 30 hektar lagi yang memerlukan air irigasi. 

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) saat melakukan dialog dengan Perhimpunan Petani Pemakai Air (P3A) di Desa Bandung, Sabtu (19/11) mendengarkan aspirasi salah seorang anggota P3A Langen Sari, Eko yang menyampaikan bahwa petani disini membutuhkan satu sumur bor lagi agar produktivitas pertanian dapat meningkat. 

"Saya tanya P3A punya tabungan? Ada 20 juta, itu menunjukan kekompakan P3A, mereka merasa butuh air dan mereka bisa mengoperasikan (pompa) sendiri. Saya kira organisasinya cukup tertib. Makanya saya akan bantu lagi satu sumur, dan ganti pompanya pada tahun 2017," tutur Menteri Basuki. 

Menteri Basuki mengatakan kepada P3A bahwa pengeboran sumur baru akan dimulai segera setelah penandatanganan kontrak yang rencananya akan dilaksanakan pada 30 Januari 2017. 

"Januari penandatanganan kontrak lalu lanjut pengeboran. Kita sudah ada lelang dini. Kami sudah ada sebanyak 2013 paket untuk tahun 2017 dengan total Rp 11 triliun lebih. Salah satunya sumur bor sudah dilelang dini. Kalau sudah lelang dini berarti Januari bisa tanda tangan kontrak," tambah Menteri Basuki. 

Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak Tri Bayu Adji yang juga hadir dalam dialog tersebut menambahkan wilayah Kabupaten Gunungkidul merupakan wilayah yang sampai saat ini masih membutuhkan pasokan air baku yang cukup besar untuk pertanian, salah satunya di Desa Bandung. 

"Seiring dengan waktu terdapat beberapa sarana dan prasarana JIAT tersebut mengalami kerusakan maka pada tahun 2016 BBWS Serayu Opak melaksanakan rehabilitasi JIAT Kabupaten Gunung Kidul," tutur Tri. 

Kegiatan rehabilitasi JIAT tahun ini yg dilakukan Kementerian PUPR di Kabupaten Gunung Kidul dengan alokasi anggaran Rp 1,8 miliar yang meliputi Desa Bandung Kecamatan Playen (439 meter), Desa Duwet Kecamatan Wonosari (1.465 meter) dan Desa Bloroblarangan Kecamatan Ponjong (1.957 meter). 

Kegiatan tersebut bertujuan untuk menjamin debit air secara optimal, menjaga agar fungsi sarana dan prasarana jaringan irigasi tetap optimal dan tercukupinya kebutuhan airnya. (p/ab)