Survei SMRC: Soal Jokowi PKI, Anti Islam dan Antek Cina, yang Tak Percaya Rerata 70 Persen

By Admin


nusakini.com - Jakarta - Jarak perolehan suara antara pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin dan Prabowo-Sandiaga Uno dalam pertarungan pemilihan Presiden 2019-2024 semakin melebar sehingga melampaui 25%. 

“Bila pemilihan presiden dilakukan pada pertengahan Maret ini, hampir pasti Jokowi-Mar’ruf terpilih sebagai pasangan Presiden-Wakil Presiden,” ujar Djayadi Hanan, Direktur Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), di Jakarta (17 Maret 2019).

Berdasarkan survei nasional yang melibatkan 2820 responden pada Februari-Maret (dengan margin of error 2%), dukungan kepada Jokowi-Ma’ruf mencapai 57,6% sementara dukungan pada Prabowo-Sandi Uno hanya mencapai 31,8%.

Perolehan suara Jokowi-Ma’ruf ini merupakan peningkatan dari hasil survei Januari lalu, ketika suara bagi Jokowi-Ma’ruf mencapai 54,9%. Sebaliknya ini merupakan penurunan dari suara untuk Prabowo yang pada Januari lalu mencapai 32,1%,

Menurut Djayadi, kenaikan suara dukungan terhadap Jokowi-Ma’ruf ini berhubungan dengan optimisme masyarakat dengan kondisi ekonomi, kemampuan Jokowi memimpin Indonesia, penilaian masyarakat mengenai perdebatan, serta ketidakpercayaan masyarakat terhadap berbagai berita bohong dan fitnah yang menyudutkan Jokowi.

“Dalam survei ini, SMRC menemukan bahwa 71% responden mengaku sangat atau cukup puas dengan kinerja presiden Jokowi.” Kata Djayadi. 

“Begitu juga, umumnya warga opimtistis dengan kemampuan Jokowi memimpin. Sekitar 66% warga percaya Jokowi mampu memimpin bangsa," sambungnya.

Hanya 18-19% warga yang menyatakan kondisi ekonomi nasional dan ekonomi lebih buruk dari tahun lalu. Rakyat Indonesia juga menyatakan puas dengan kebijakan pemerintah dalam sektor-sektor sosial-ekonomi dan keamanan: dari kesehatan, penanggulangan narkoba, ancaman teroris hingga pembangunan insfrastruktur dan pengendalian nilai tukar rupiah terhadap US dollar. Yang masih kurang positif adalah evaluasi atas kebutuhan pokok (sembako). 

“Namun dalam hal ini pun trendnya menunjukkan perubahan dari survei sebelumnya,” ujar Djayadi. 

“Dalam survei terbaru ini lebih banyak yang merasakan kondisi sekarang lebih ringan daripada yang menyatakan lebih berat.” sambungnya.

Publik nasional juga memandang persoalan lapangan kerja, pengangguran, pemerataan, dan kemiskinan semakin tertanggulangi hingga yang menilai keadaannya membaik lebih besar yang menilai sebaliknya.

Djayadi juga menunjukkan bahwa mereka yang menonton perdebatan antara Jokowi dan Prabowo umumnya menilai Jokowi lebih baik dari Prabowo. 

“Lebih dari 61% menganggap Jokowi lebih baik di debat kedua, sementara hanya 29% yang menilai Prabowo lebih baik,” katanya.

Selain itu, survei SMRC menunjukkan masyarakat umumnya skeptis dengan berita dan informasi negatif tentang Jokowi yang terkait dengan Islam, RRC dan komunisme. 

“Masyarakat ternyata cukup selektif dan tidak menerima begitu saja berita negatif yang disiarkan tentang Jokowi,” kata Djayadi.

Hanya 6% warga yang percaya Jokowi terkait dengan PKI, sementara 73% menyatakan tidak percaya. Begitu pula hanya 6% warga yang percaya dengan berita bahwa Jokowi anti-Islam, sementara 76% menyatakan tidak percaya. Hanya 10% warga yang percaya Jokowi kaki tangan RRC, sementara 69% menyatakan tidak percaya. (b/ma)