Survei Pilpres di Jawa Barat: Jokowi-Ma’ruf 41,7 Persen dan Prabowo-Sandiaga 37,9 Persen

By Admin


nusakini.com - Jakarta - Pemilu Presiden 2014 Prabowo Subianto menang di Jawa Barat, dimana hasil rekapitulasi Prabowo -Hatta: 14.167.381 (59,78 persen) dan Jokowi-JK: 9.530.315 (40,22 persen). Namun sepertinya tidak akan terulang pada Pemilu Presiden 2019. 

Berdasarkan hasil survei terbaru yang dilakukan Indopolling Network, Prabowo hanya meraih 37,9%, tertinggal sekitar 4% oleh Jokowi yang mengantongi 41,7%.

Pakar politik Universitas Padjajaran Bandung, Firman Manan, mengatakan, meski keduanya sama-sama bertarung pada Pemilu Presiden 2014, namun sekarang sudah berbeda, masyarakat belum tentu menjatuhkan pilihan yang sama pada pemilu tahun ini. 

"Posisinya sekarang berbeda, 2014 keduanya orang baru. Tapi hari ini, kalau bicara Jokowi adalah incumbent," kata Firman yang hadir sebagai pembicara saat pemaparan hasil survei tersebut, di Bandung, Rabu (13/2/2019).

Firman menilai, calon petahana memiliki keunggulan pada pemilu. Salah satunya karena mampu menunjukkan kinerja dalam memimpin pemerintahan.

"Punya keuntungan dengan kinerja. Apalagi di Jawa Barat ada 30 proyek strategis nasional yang dibuat pemerintah," jelasnya.

Hal ini pun sesuai dengan temuan survei tersebut , menurut Firman yang menyebut tingkat kepuasan responden terhadap pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla mencapai 56,8%.

"Sebagian besar pemilih mengapresiasi kinerja pemerintahan Jokowi," ungkapnya.

Oleh karena itu, jika Jokowi-Ma'ruf ingin unggul di Jawa Barat pada Pemilu Presiden 2019, menurutnya, tim kampanye hanya perlu menyosialisasikan keberhasilan-keberhasilan yang diraih pemerintah pusat dalam lima tahun ini.

Selain itu, Firman juga menyebut pasangan Jokowi-Ma'ruf pun diunggulkan oleh kehadiran Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Emil) yang memenangkan Pemilu Gubernur Jawa Barat 2018. 

"Ridwan Kamil masih punya magnet elektoral di sebagian pemilih. Apalagi pilgub kan baru kemarin," jelasnya.

Sedangkan jika Prabowo ingin kembali unggul di Jawa Barat, Firman menjelaskan pasangan nomor 2 itu harus meyakinkan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) agar mau berkampanye ke masyarakat. Sebab, Firman menilai, secara kepartaian, hanya PKS-lah mitra koalisi Prabowo yang bisa bekerja untuk menyosialisasikan pencalonannya itu.

Hal tersebut terbukti pada pilgub Jawa Barat 2018, ketika PKS bergerak mengakibatkan suara Sudrajat-Syaikhu naik drastis. Selain itu, Firman menilai Prabowo Subianto-Sandiaga Uno harus mengkritisi kebijakan Joko Widodo-Jusuf Kalla untuk meyakinkan pemilih mau kembali kepadanya. Akan tetapi, harus diiringi dengan alternatif solusi yang berbeda.

Ditempat yang sama, Peneliti Indopolling Network, Wempy Hadir, mengatakan, Jokowi-Ma'ruf unggul di kawasan Cirebon Raya dengan meraih 55,3%, kemudian sebanyak 13% tidak menjawab.

Sedangkan di Jawa Barat selatan, Prabowo unggul dengan meraih 50%, sedangkan Jokowi 40%.Dan Sisanya tidak menjawab.

Adapun di kawasan barat, tengah, dan utara Jawa Barat, menurut Wempy, menjadi area pertempuran karena selisihnya tipis dan jumlah pemilih banyak.

"Di tengah 01 meraup 41,9%, 02 meraup 41,2%. Di utara 01 meraup 35%, 02 meraup 30,7%, di barat 01 meraup 40%, 02 meraup 39%," pungkas Wempy merinci. (s/ma)