Surabaya Fever Mundur Dari Srikandi Cup 2018-2019

By Admin


nusakini.com--Surabaya--Kabar mengejutkan datang dari Juara Srikandi Cup musim 2017/2018, Surabaya Fever. Melalu surat tertanggal 25 September lalu, Christoper Tanuwidjaja selaku perwakilan dari Surabaya Fever menyatakan pengunduran diri Surabaya Fever dari kompetisi Srikandi Cup.

Menurut Christoper, pengunduran diri Surabaya Fever dikarenakan oleh mandat dari Pengurus Pusat (PP) Perbasi yang menunjuk dirinya sebagai manajer Tim Nasional Putri Indonesia yand dipersiapkan untuk SEA Games ke-30 di Filipina tahun 2019 nanti. "Untuk memfokuskan diri dalam program pelatihan intensif dan untuk menghindari konflik kepentingan dalam menjalankan tugas, dengan berberat hati kami menyatakan tidak mengikuti kompetisi Srikandi Cup" ujar Christoper Tanuwidjaja dalam surat pengunduran diri tersebut. Belum ada informasi mengenai nasib para pemain Surabya Fever pasca keputusan mundur ini diambil, apakah tim ini akan dibubarkan atau dipertahankan untuk mengikuti kompetisi-kompetisi lain. Hingga berita ini diturunkan, kami masih mencoba meminta keterangan lebih lanjut dari pihak Surabaya Fever melalui Hennie Widjojo selaku manajer tim terkait keputusan mundur ini. 

Danny Kosasih selaku Ketua Umum PP Perbasi membenarkan informasi ini. "Saudara Christoper memang akan kami tugaskan sebagai manajer tim nasional. Surat Keputusan dan dokumen legal terkait penunjukan beliau akan dikeluarkan hari Jumat mendatang oleh PP Perbasi, saat ini surat tersebut sudah dalam proses. Namun secara prinsip, PP sudah menentukan bahwa Saudara Christoper akan didaulat sebagai manajer tim nasional untuk SEA Games yang akan datang." ujar Danny Kosasih yang dimintai keterangan pada sela-sela pembukaan Turnamen Piala Raja di Yogyakarta Selasa (25/9) malam.

Dengan mundurnya Surabaya Fever dari Srikandi Cup, kompetisi putri tertinggi di Indonesia ini menyisakan 7 tim kontestan yang terdaftar untuk musim depan. Situasi ini mirip dengan musim 2017, dimana kala itu hanya terdapat 7 tim putri yang berkompetisi dalam turnamen yang diselenggarakan secara bergantian oleh Merpati Bali, Tenaga Baru Pontianak, Sahabat Semarang, dan Surabaya Fever. Kompetisi-kompetisi itulah yang menjadi cikal bakal lahirnya Srikandi Cup beberapa bulan setelahnya, tepatnya pada November 2017, dimana GMC Cirebon masuk dan menggenapi jumlah kontestan Srikandi Cup menjadi 8 tim.

Deddy Setiawan yang bertindak selaku ketua koordinator Srikandi Cup menyatakan sebelum surat pengunduran diri Surabaya Fever disampaikan, sejatinya terdapat beberapa tim yang mengajukan proposal untuk bergabung dengan Srikandi Cup. Pengunduran diri Surabaya Fever secara kebetulan membuka kesempatan bagi kontestan baru untuk dapat berpartisipasi dalam Srikandi Cup. Meski demikian Ia enggan untuk membeberkan secara rinci tim-tim mana saja yang berpotensi menjadi kontestan baru Srikandi Cup musim depan. Tim-tim yang berminat bergabung merupakan tim-tim yang secara tradisi sangat aktif dalam basket nasional di Indonesia, selain itu juga ada tim dari Asia Tenggara yang berniat untuk bergabung, sekaligus menjadi kontestan Internasional yang pertama dalam kompetisi ini. Belum diketahui juga apakah Srikandi Cup musim depan akan tetap diikuti oleh 8 tim saja, atau ada kemungkinan penambahan peserta mennadi lebih dari 8 tim. Yang pasti pembicaraan dengan tim-tim calon kontestan baru ini sedang memasuki tahap finalisasi.

Meskipun Surabaya Fever mundur, Ia menegaskan bahwa Srikandi Cup akan tetap berjalan sesuai dengan rencana dan kesepakatan klub-klub anggota yang telah dirumuskan sebelum musim 2017/2018 yang lalu berakhir. Ia juga mengatakan bahwa musim baru Srikandi Cup akan dimulai di Denpasar akhir tahun 2018 ini sesuai dengan rencana. 

Seluruh elemen Srikandi Cup mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada Surabaya Fever yang sudah turut berpartisipasi dan menginisiasi musim perdana Srikandi Cup. Semoga kedepannya Surabaya Fever tetap berjaya dan mampu berkontribusi bagi kemajuan basket putri di Indonesia.(rilis/rajendra)