Sultan HB X : Diaspora Indonesia Jangan Sampai Kehilangan Harga Diri dan Kehormatan

By Admin

nusakini.com--Puncak perayaan 120 tahun kedatangan orang Jawa ke New Caledonia menjadi sangat istimewa dengan kehadiran Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Sri Sultan yang datang bersama Gusti Kanjeng Ratu Hemas dan Putri Condrokirono berserta rombongan kesenian tiba di Noumea akhir pekan lalu.

Rombongan Sultan disambut suka cita oleh ratusan masyarakat dan diaspora Indonesia, diiringi dengan gamelan yang dimainkan oleh anak-anak keturunan Indonesia. Sultan mengungkapkan kebahagiaannya dapat bertemu dengan keturunan Indonesia di Wisma Indonesia Mont-Dore, yang mayoritas merupakan keturunan Jawa, di New Caledonia. 

Dalam kesempatan tersebut, Sri Sultan Hamengku Buwono X mengharapkan agar masyarakat keturunan Indonesia untuk tetap memelihara tradisi leluhur dan menjaga kehormatan. Sebagaimana yang tertuang dalam filosofi Jawa yang disampaikan oleh Sultan, "kalau kehilangan harta sama dengan tidak kehilangan apa-apa. Kehilangan nyawa sama dengan kehilangan separuh. Kehilangan harga diri dan kehormatan sama dengan kehilangan segalanya." 

Sultan HBX mengapresiasi seluruh kegiatan yang dilakukan masyarakat diaspora Indonesia di New Caledonia secara bergotong royong. Di masyarakat Jawa zaman dulu, gotong royong dikenal dengan istilah 'Pralenan', "Iuran berupa uang, beras dan hasil bumi dari anggota masyarakat akan dibagikan kepada anggotanya yang mengalami empat hal: kelahiran, pernikahan, kematian dan sunatan." 

Sebelum mengakhiri acara temu masyarakat di gedung pertemuan diaspora Indonesia di New Caledonia ini, Sultan HBX meresmikan tugu peringatan 120 tahun kedatangan orang Jawa. Bersama dengan Konsul Jendral RI Noumea, Widyarka Ryananta, Ketua Persatuan Masyarakat Indonesia Kaledonia baru (PMIK), Thierry Timan; Walikota Mont-Dore, Eric Gay serta beberapa sesepuh.

Sultan HBX membuka selubung tugu peringatan yang menyerupai bentuk pemuda membawa burung Garuda. Kemudian, Sultan juga melakukan penanaman pohon jenis kayu putih, di salah satu sudut halaman wisma seluas 3 hektar milik diaspora Indonesia di New Caledonia. 

Menanggapi permintaan Ketua PMIK agar Pemda Yogyakarta dapat mengirimkan guru seni dan budaya, Gubernur DIY menyambut positif dan menawarkan para diaspora muda Indonesia di New Caledonia dapat belajar di berbagai institusi kesenian di Yogyakarta. 

Delegasi Pemda Yogyakarta juga didampingi oleh Walikota Yogyakarta, Bupati Sleman, anggota Dewan Perwakilan Rakyat tingkat 1, pejabat Dinas Kebudayaan Yogyakarta serta 20 orang seniman Yogyakarta Hip Hop Foundation. Para seniman muda ini melakukan pentas di Centre Culturel Mont-Dore, tanggal 3 – 4 September 2016, bertajuk "Sacred Mantra from the Motherland". (p/ab)