Stok Beras Aman, Presiden Jokowi Minta Genjot Produksi Hortikultura

By Admin

Foto/Net  

nusakini.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menyampaikan apresiasinya terhadap kinerja sektor pertanian.

Presiden Jokowi menilai positif keberhasilan Indonesia dalam mencapai swasembada beras. “Stok di Bulog tadi malam saya lihat sudah sampai dua juta ton. Biasanya kan Januari, Februari, Maret stok kita paling rendah. Namun, hingga saat ini menjelang panen raya tiba justru stoknya sangat banyak," tuturnya ketika memimpin rapat kerja Kabinet Indonesia Bersatu, di Istana Negara, Selasa (4/4/2017).

Presiden Jokowi meminta Kementerian Pertanian untuk menggenjot produksi hortikultura, baik buah-buahan dan sayuran.

"Untuk belanja pertanian, lebih diarahkan untuk mengembangkan tanaman hortikultura. Padi saya kira sudah mulai rampung, jadi diarahkan ke tempat yang lain," ucap Jokowi.

Di bawah kepemimpinan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Kementerian Pertanian berhasil melakukan berbagai terobosan, termasuk swasembada beras pada tahun 2016.

Produksi gabah tahun 2016 sebesar 79,3 juta ton gabah kering kering (GKG) atau setara 44,4 juta ton beras, jauh melampaui kebutuhan konsumsi penduduk Indonesia sekitar 33 juta ton per tahun.

Memasuki 2017, Indonesia bahkan sudah mulai mengekspor beras premium ke Papua Nugini dan memberikan bantuan kemanusiaan lima ribu ton beras ke Sri Lanka.

Di samping itu, Indonesia juga telah mengadakan kerja sama dengan Pemerintah Malaysia dalam rangka ekspor beras organik dari Kalimantan ke Negeri Jiran.

Terkait dengan komoditas pangan strategis lainnya, tingkat impor pangan Indonesia juga semakin menurun.

Saat ini, Indonesia sudah tidak mengimpor cabai segar dan bawang merah konsumsi, serta berhasil menekan tingkat impor jagung 2016 hingga 66 persen.

Pada tahun 2017, Indonesia diyakini tidak akan impor jagung untuk pakan ternak, karena produksi melimpah.

Kementerian Pertanian juga berhasil melakukan terobosan dalam upaya peningkatan kesejahteraan petani.

Berdasarkan komparasi data tahunan, terjadi tren positif pada nilai Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP). NTP tahun 2016 mencapai 101,65 meningkat 0,06 persen dibandingkan NTP 2015 yang sebesar 101,59.

NTUP rata-rata nasional tahun 2016 juga berada di posisi tertinggi dalam tiga tahun terakhir. Tahun 2016 NTUP mencapai 109,86 atau naik 2,3 persen dibandingkan tahun 2015.

Peningkatan ini tidak terlepas dari program-program yang telah dijalankan Kementerian Pertanian.

Di antaranya pengadaan infrastruktur dan alat mesin pertanian, subsidi pupuk dan bantuan benih, serta penetapan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) dan harga dasar komoditas pangan strategis.

Pemerintah juga menunjukkan perhatiannya terhadap petani melalui program Asuransi Usaha Tani (AUT). Melalui program ini, pemerintah memberikan perlindungan bagi petani yang lahannya terkena puso.

Ke depannya, Kementerian Pertanian menargetkan Indonesia untuk menjadi Lumbung Pangan Dunia pada 2045.

Berdasar roadmap yang telah disusun, pada tahun ini, Indonesia ditargetkan swasembada jagung.

Selanjutnya pada 2019 swasembada untuk gula konsumsi dan kedelai, di 2025 untuk gula industri, di 2026 untuk daging sapi, dan pada 2033 untuk bawang putih. (p/mk)