Sri Puryono KS: Jangan Khawatir, Jateng Aman dan Kondusif

By Abdi Satria


nusakini.com-Semarang – Sinergitas antara pemerintah dengan pengusaha yang tergabung di Kamar Dagang dan Industri (Kadin) harus terjalin dengan baik. Sehingga investasi terdongkrak dan pertumbuhan ekonomi daerah semakin meningkat. 

“Government atau pemerintah bukan pihak utama ataupun satu satunya pihak yang mampu menyelesaikan persoalan ekonomi. Kemampuan pemerintah hanya 30 persen, selebihnya atau 70 persennya adalah semua pihak termasuk para pengusaha,” ujar Sekda Jateng Sri Puryono KS saat menyampaikan pengarahan pada Rapat Pimpinan Provinsi 2019 Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jateng di Hotel Griya Persada, Bandungan Kabupaten Semarang, Rabu (20/3). 

Sekda menyebutkan, kondisi Jawa Tengah saat ini secara umum sedang seksi-seksinya untuk investasi. Hal tersebut didukung ekonomi makro Jateng bagus karena pertumbuhan ekonomi 5,3 persen dan inflasi hanya 2,4. 

Rapat pimpinan bertema ‘Membangun Ekosistem Usaha Jateng yang Memiliki Daya saing Global’ tersebut, diharapkan dapat menjadi panjatan atau pedoman jika kondisi wilayah dan ekonomi Jateng kondusif. Dengan begitu akan mendukung para investor untuk menanamkan modalnya di Jateng. 

“Para investor jangan khawatir, Jateng aman dan kondusif. Pemerintah selalu berusaha maksimal untuk memberikan insentif dan fasilitasi kepada para pengusaha, karena pemerintah ingin para pengusaha di Jateng maju,” bebernya. 

Tidak kalah penting, Rapim yang dihadiri para pengusaha di berbagai bidang usaha, akademisi, serta pemerintah ini, diharapkan mampu menghasilkan pokok-pokok pikiran yang konkret, menciptakan kondusivitas ekonomi dan wilayah, iklim ekonomi serta peluang usaha di Jateng. 

Ketua Kadin Jateng Kukrit Suryo Wicaksono menyebutkan, sedikitnya ada tiga hal penting dalam membangun ekosistem usaha di Jateng. Yakni infrastruktur, kualitas sumberdaya manusia, dan sinergitas, terutama antara pemerintah dengan para pelaku usaha. 

“Di Jateng dalam dua tahun terakhir mendapat barokah yang sangat luar biasa. Yakni keberadaan bandara yang sebelumnya paling klasik se-Asia Tenggara sekarang menjadi bandara yang paling keren se-Indonesia,” bebernya. 

Selain adanya Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani yang populer dengan sebutan bandara ‘mengapung’, keberadaan pelabuhan sekarang sudah bagus. Selain lalu lintas kapal barang yang meningkat, juga tidak sedikit kapal pesiar yang singgah di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang sebagai gerbang utama Jateng. 

Tidak hanya bandara dan pelabuhan, infrastruktur jalan yang bertahun-tahun diimpikan masyarakat, yakni pembangunan Tol Semarang-Solo dan Tol Semarang-Pekalongan-Tegal. Dengan adanya tol trans-Jawa tersebut, tidak hanya menjadikan satu kesatuan ekonomi, tapi juga potensi pariwisata di Jateng. 

Sedangkan mengenai SDM, kata dia, Kadin Jawa Tengah telah bekerja sama dengan Jerman selama 12 tahun. Kerja sama tersebut meliputi pendidikan, pelatihan sumber daya manusia, dan kewirausahaan. Lembaga training di Jawa Tengah kini menjadi partner dunia usaha dalam meningkatkan SDM berkualitas tidak hanya di organisasi organisasi tetapi juga diberikan perusahaan 

“Bahkan Jawa Tengah dianggap terbaik dan ini akan terus kita tingkatkan,” imbuhnya. 

Terkait sinergitas, Kukrit mencontohkan pelaksanaan kegiatan Rapimprov Kadin Jateng 2019. Pada acara itu, pelaku ekonomi, pemerintahan, dan akademisi berkumpul dan berkomunikasi untuk bersama-sama membahas berbagai peluang, sehingga membuka lapangan pekerjaan bagi tenaga kerja Indonesia. 

“Semakin banyak masyarakat yang bekerja dan berpenghasilan maka daya beli kian meningkat, sehingga usaha apapun akan menguntungkan,” pungkasnya.(p/ab)