Sosialisasi B20, Sobat Energi Berbagi Takjil di SPBU

By Abdi Satria


nusakini.com-Jakarta-Tepat hari ke-10 Ramadan tahun ini, Kementerian ESDM bersama dengan Sobat Energi (sebutan para netizen Media Sosial Kementerian ESDM) melakukan aksi berbagi takjil bagi para pengguna bahan bakar di SPBU Abdul Muis, Jakarta Pusat. Aksi "ESDM Berbagi Energi" ini juga sekaligus dilakukan untuk sosialisasi penggunaan biosolar (B20) kepada para pengendara. 

Belum begitu akrab di telinga masyarakat pengguna BBM, B20 yang merupakan campuran 20% bahan bakar nabati dan 80% solar ini memang membutuhkan lebih banyak sosialisasi dan edukasi. Namun ada juga yang sudah memahami dengan baik Biosolar dan mendukung pengembangannya untuk bahan bakar ke depan. "Setuju kalau lama-lama jadi 100% dari sawit biar ramah lingkungan," ungkap seorang pengguna biosolar, Veri (35) . 

Pengguna kendaraan lain yang belum paham B20, mendapatkan sosialisasi langsung. Bahkan masyarakat cukup antusias untuk mengetahui lebih dalam mengenai B20 dan penerapannya sebagai bahan bakar kendaraan. 

Dengan B20 ini masyarakat juga optimis akan perbaikan lingkungan yang lebih baik. Terutama untuk kota-kota besar seperti Jakarta yang tingkat polusi udara nya cukup tinggi. "Kalau saya sih setuju kalau makin lama bahan bakar jadi makin bersih, kalau bisa motor juga nantinya pakai itu, makin ramah lingkungan dan harga tetap terjangkau," harap Nandi (27), seorang pengendara motor. 

Biosolar memang menjadi salah satu energi yang lebih ramah lingkungan. Meski saat ini kandungan minyak kelapa sawit/ Crude Palm Oil (CPO) masih sebesar 20% (B20) dalam campuran solar, kedepannya Pemerintah mendorong pengembangannya untuk pencampuran hingga 100% secara bertahap.

Pencampuran CPO dalam solar ini membuat angka cetane dari solar lebih tinggi, sehingga pembakaran yang dilakukanebih sempurna dan menghasilkan kadar karbon yang lebih rendah dibanding pembakaran bahan bakar solar 100%.

Disamping itu, pemanfaatan CPO juga meningkatkan pemanfaatan kelapa sawit yang cukup banyak di Indonesia dan mendukung kestabilan harga bagi petani sawit. Tak hanya itu, pemanfaatan Biosolar juga dapat mengendalikan impor BBM yang selama ini dilakukan. Dampaknya, nilai tukar rupiah menjadi lebih stabil dan menghemat devisa negara. (p/ab)