SOS Tuntut Prokes Ketat Atau Stop Liga 1

By Abdi Satria


nusakini.com-Jakarta-Sejumlah kontestan Liga 1 kelimpungan. Maklum, pemainnya ada yang terpapar Covid-19 dan harus menjalankan karantina. Setelah 4 pemain Arema, kini giliran 9 pemain Persib, 3 pemain Persebaya dan beberapa pemain dari sejumlah klub juga terpapar dan harus menjalani isolasi mandiri. Bila tidak disiplin menjalankan protokol kesehatan bisa saja menyebar ke klub lainnya.

Maklum, penyebaran Covid-19 belakangan di Indonesia sedang meningkat. Berdasarkan data dari Satgas Covid-19 per hari ini terjadi 11.558 kasus. Sebelumnya, Jumat, 28 Januari 2022 ada 9.905 kasus positif. 

Presiden Joko Widodo dan Wapres K.H. Maruf Amin berulang kali mengingatkan untuk waspada terhadap potensi melonjaknya penyebaran Omicron. Prokes harus diperketat, 3 T: Testing (pemeriksaan dini), Tracing (pelacakan) dan Treatment (perawatan) harus dilaksanakan dengan benar. 5 M (Mencuci tangan, Memakai masker, Menjaga jarak, Menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas) di masa PPKM harus dijalankan dengan ketat.

Sayangnya, hal ini lalai ditegaskan dan diawasi PT Liga Indonesia Baru selaku operator dan juga klub dalam menjalankan regulasi prokes di Liga 1 Indonesia. "Sejak Seri 2 sistem bubble to bubble kendur ditegakkan. Para pemain bebas keluar hotel dan makan di warung/restauran bersama kolega. Banyak orang hilir mudik masuk ke hotel. Ini sungguh disayangkan," kata Akmal Marhali, Koordinator Save Our Soccer #SOS.

Apalagi, saat Seri 4 di Bali. Semua bablas. Para pemain bebas jalan-jalan ke tempat umum. Padahal, pemerintah sudah mengingatkan soal penyebaran Omicron yang meningkat. Di Bali misalnya, sudah 325 kasus perhari.

Maka, PSSI dan LIB harus kembali menegakkan regulasi dan pengetatan prokes. Sistem bubble (gelembung) harus dilaksanakan dengan benar. Tidak boleh lagi para pemain, ofisial, dan manajemen bebas keluyuran dari pantai ke pantai, cafe ke cafe, atau berkumpul di luar bubble-nya. Vaksin Booster juga harus segera dilakukan. Disiplin, disiplin, disiplin demi menjaga kesehatan dan keselamatan bersama. Juga evaluasi pertandingan larut malam yang bisa menurunkan imunitas tubuh.

"Pilihannya hanya dua. Tegas prokes atau stop sementara kompetisi sampai penyebaran Covid-19 bisa dikendalikan," kata Akmal.(rls)