nusakini.com--Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung mengemukakan, walaupun di dalam negeri ini banyak kritikan, tetapi Indonesia menjadi contoh bagi negara-negara di dunia, dan selalu dijadikan role model dunia. 

“Hal ini karena Indonesia adalah negara demokrasi, negara Islam terbesar, kepulauannya lebih dari 17.000, bahasanya etnik lebih dari 1.100, kemudian sukunya 714, dan ini menjadi contoh bagi negara-negara lainnya,” kata Seskab saat memberikan sambutan pada pembukaan Pameran Seni Keramik Butet Kertaredjasa di Galeri Nasional, Jakarta Pusat, Kamis (30/11) malam. 

Terakhir, lanjut Seskab, kebetulan dirinya menyaksikan sendiri ketika pertemuan Presiden dengan Sekjen PBB, yang membahas persoalan Rohingya, dimana yang dijadikan role model adalah Indonesia untuk penyelesaian itu. 

Dijelaskan Seskab, di Rohingya ini ada perubahan dari pemimpin militer kepada pemimpin demokrasi, namun sebelum terjadi mereka sudah mengalami itu, sehingga muncul persoalan-persoalan seperti Rakhine State dan sebagainya. 

“Termasuk persoalan Afghanistan, Indonesia diminta menjadi leader untuk menyelesaikan itu,” ujar Pramono. 

Multitalenta 

Terkait Butet Kertaredjasa sendiri, Seskab menilai, sebagai multitalenta karena hampir semuanya dimiliki, seni rupa, seni peran, menulis, dan seni panggung. 

“Jadi betul-betul seorang Butet ini adalah multitalenta dan mudah-mudahan karya-karya beliau yang akan kita lihat ini menggambarkan panggung-panggung kegembiraan,” ucap Pramono. 

Selanjutnya, dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, Seskab Pramono Anung membuka pameran tunggal Butet Kertaredjasa disertai harapan mudah-mudahan menjadi inspirasi dalam kebinekaan bangsa Indonesia. 

Seskab kemudian membuka selubung kain yang menutupi keramik, sebagai simbolisasi pameran telah resmi dibuka, dan melihat berbagai karya seni visual yang ditampilkan di dalam gedung utama Galeri Nasional. 

Tampak hadir dalam pembukaan pameran yang akan berlangsung hingga 12 Desember mendatang itu antara lain Kepala Galeri Nasional Tubagus Andre Sukmana, Staf Khusus Presiden Sukardi Rinakit, Kurator Adi Wicaksono, dan para seniman, serta tamu undangan lainnya. (p/ab)