Selidiki Pasangan

By Admin


Nusakini.com--Makassar--Membangun rumah tangga yang sehat menjadi tanggung jawab kedua belah pihak dalam pernikahan. Saling terbuka dan percaya satu sama lain merupakan faktor penting yang diperlukan dalam mengarunginya. Karena perjalanan ini bukanlah perjalanan satu atau dua hari saja.

Adanya keterbukaan dan saling percaya antara satu sama lainnya memegang kunci keberhasilan dan menjadi penentu ketenangan dalam pernikahan. Lalu apa yang terjadi jika salah satu dari pasangan mulai terlihat menyembunyikan sesuatu atau mulai menyelidiki barang-barang pribadi pasangan, seperti handphone, tas, akun email, dan media sosialnya? 

Dengan kemajuan teknologi saat ini, sangat mudah untuk menyelidiki dan masuk ke akun pribadi seseorang,mengakses pesan, email,media sosial, direct message, search history,dan lain sebagainya. Namun demikian, meski saat ini terbilang sangat mudah, baikkah jika seseorang menyelidiki pasangannya dengan cara demikian? Untuk membahas hal tersebut, kita perlu garis bawahi mengenai mengapa seseorang melakukannya. 

Pertama, umumnya terdapat masalah kepercayaan yang melatarbelakangi tindakan tersebut. Ada kekhawatiran mengenai sesuatu yang dirahasiakan atau aktivitas yang terlihat mencurigakan, bahkan ditutup-tutupi oleh pasangannya. 

Kedua, ada permasalahan dalam komunikasi antar pasangan. Jika antar pasangan tidak terjadi keterbukaan satu sama lainnya, masalah-masalah yang terjadi menjadi sulit diselesaikan dan kecurigaan semakin berkembang. Seseorang yang menyelidiki barang atau akun pribadi pasangannya merasa perlu untuk mencari tahu dan menggali lebih dalam, namun tidak dengan membuka obrolan atau percakapan yang berpotensi meningkatkan ketegangan antara keduanya. 

Dalam pandangannya, menyelidiki secara diam-diam terasa lebih mudah ketimbang terbuka dan mengungkapkan apa yang dirasakan melalui percakapan. Ketiga, salah satu pasangan merasa insecure dan mencurigai pasangannya berselingkuh. Jika salah satu pasangan pernah berbohong atau berselingkuh, hal ini meningkatkan kemungkinan munculnya perasaan insecure dan curiga. Apalagi jika pasangan terlihat seperti menyembunyikan sesuatu dan berperilaku tidak seperti biasanya. 

Menyelidiki akun pribadi pasangan didorong oleh kebutuhan untuk mengkonfirmasi kecurigaan. Namun terdapat kemungkinan ketika pasangan tidak menunjukkan perilaku menyembunyikan sesuatu, justru kitalah yang terdorong oleh rasa penasaran dan ketakutan irasional jika pasangannya melakukan seperti yang ada dalam bayangan atau karena pengalaman kita dengan orang lain. 

Saat kita tidak menemukan apa yang memuaskan kecurigaan setelah mematamatai akun pribadi pasangan, masih terdapat kemungkinan kita tetap bermain dengan kecurigaan. Seperti “jangan-jangan pasangan kita terlalu pintar menyembunyikan sesuatu?” dan sebagainya. Tak jarang juga terjadi, kegiatan memata-matai ini berujung pada kesalahpahaman. Sangat sering terjadi, pasangan yang melakukan tindakan menyelidiki tersebut tidak membaca keseluruhan percakapan atau peristiwa dan serta merta langsung mengambil kesimpulan yang pada kenyataannya berbeda jauh dari kecurigaan. 

Dari hal tersebut di atas, maka kembali lagi pada pertanyaan, apakah tidak masalah jika kita menyelidiki barang pribadi seperti handphone dan akun pribadi pasangan? Yang paling mendasar adalah bukan tentang salah atau tidaknya. Namun kemungkinan besar di balik tindakan tersebut mencerminkan kondisi komunikasi yang terjadi antar pasangan. Kembali tanyakan pada diri, apa yang melatarbelakangi kecenderungan untuk menyelidiki, memata-matai, atau mencari tahu isi akun pribadi pasangan? 

Jika yang melatarbelakanginya adalah permasalahan komunikasi, maka kembali segarkan hubungan dengan mengingat bahwa membangun rumah tangga yang sakinah adalah deretan rangkaian usaha demi usaha yang harus dilakukan secara proaktif. Lalu jika yang melatarbelakanginya karena perasaan insecure yang lebih disebabkan karena rangkaian pengalaman dan perjalanan diri kita pribadi, maka ketika hal tersebut benar-benar mengganggu dan mempengaruhi kehidupan rumah tangga dan respon-respon diri kita secara keseluruhan, ada baiknya berkonsultasi dan melibatkan profesional untuk membantu. 

Dalam banyak hal, terkadang kita perlu berhenti sejenak dan melihat permasalahan secara lebih objektif. Membaca apa-apa yang ada di balik permasalahan itu sendiri kadang menjadi petunjuk bagi kita mengenai dari mana memulai penyelesaiannya. Satu hal yang pasti, menyandarkan penyelesaian pada diri sendiri hanya akan melelahkan. Maka bersandar pada Yang Maha Bijaksana adalah satu-satunya pilihan. Selamat berikhtiar membangun sakinah, mawaddah dan rahmah.