Sekilas Kesabaran Pembimbing Ibadah Jemaah Udzur

By Admin

nusakini.com-- Aulia Maulida dan Miftah Farid punya tugas khusus di Makkah. Mereka harus membantu para jemaah sakit dan lansia di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) agar bisa tetap beribadah. Bukan sebuah tugas yang mudah. 

Setiap hari, dalam dua shift, keduanya bergantian dengan dua petugas lainnya mendampingi jemaah haji yang dirawat di KKHI. Aulia merawat pasien perempuan dan pasien yang mengalami gangguan emosi, sementara Miftah bertugas di pasien laki-laki. Mereka tergabung dalam tim Pembimbing Ibadah Jemaah Udzur (PIJU). 

"Kita membimbing jemaah di sini. Membimbing tayamum, wudhu, salat dan lainnya," kata Aulia saat ditemui di KKHI, Makkah, Rabu (21/9). 

Banyak cerita menarik selama interaksi kedua petugas tersebut dengan para jemaah. Mulai dari jemaah yang menolak ibadah, marah-marah, meminta dipijat, sampai menjadi teman curhat jemaah yang tak punya teman dan sanak saudara selama berhaji. 

Tak hanya itu, Aulia juga mengurusi pasien yang mengalami gangguan emosional. Tantangan menghadapi mereka tidaklah mudah. "Harus sering sabar-sabar," kata mahasiswi yang berkuliah di Yordania ini. 

Miftah juga punya cerita serupa. Baginya, pengalaman tak terlupakan dalam membimbing ibadah para pasien adalah ketika melihat langsung momen duka saat mereka meninggal. Setidaknya ada tiga pasien yang wafat di depan mata Miftah. Semua meninggalkan kenangan mendalam bagi mahasiswa yang berkuliah di Sudan ini. 

"Ini jadi pelajaran bagi saya. Istilahnya muhasabah diri apa yang kita lakukan bisa bermanfaat. Introspeksi diri juga bahwa umur kita nggak panjang," terangnya. 

Selain kesabaran, keduanya juga mendapat tantangan soal pemahaman ibadah. Terkadang, mereka harus berdebat dengan jemaah atau KBIH yang memaksa agar tetap melakukan ibadah padahal kondisinya tak memungkinkan. Tak jarang, mereka harus beradu argumen. 

Saat ini, ada sekiar 97 orang yang dirawat di KKHI Makkah. Rata-rata, para pasien berusia lansia dan membutuhkan perhatian khusus. (p/ab)