Sambut Pertemuan IMF, Kementerian PUPR Bangun Underpass Simpang Tugu Ngurah Rai

By Admin

nusakini.com-- Sebagai bagian dari persiapan pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional-Bank Dunia (IMF-WB) yang akan diselenggarakan di Bali pada Oktober 2018, sekaligus meningkatkan kualitas infrastruktur Pulau Bali sebagai destinasi pariwisata unggulan di tanah air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Ditjen Bina Marga tengah menyiapkan pembangunan Underpass Simpang Tugu Ngurah Rai di Kabupaten Badung. 

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menyatakan pada prinsipnya Kementerian PUPR siap melakukan pembangunan underpass tersebut, jika Pemerintah Provinsi Bali dan Kabupaten Badung berkomitmen membantu penyelesaian pengadaan lahannya. 

Hal tersebut diungkapkan Menteri Basuki saat meninjau lokasi rencana pembangunan Underpass Simpang Tugu Ngurah Ra akhir pekan lalu.

"Pertemuan tahunan IMF adalah agenda internasional yang sangat penting. Untuk itu pemerintah akan memberi dukungan penuh kepada Pemerintah Daerah terkait di Bali agar event ini dapat berlangsung dengan lancar," tutur Menteri Basuki. 

Turut hadir mendampingi, Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta, Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga Arie Setiadi Moerwanto, Inspektur Jenderal Kementerian PUPR Rildo Ananda Anwar, Direktur Preservasi Jalan Direktorat Jenderal Bina Marga Hedy Rahadian, Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VIII I Ketut Darmawahana dan Kepala Biro Komunikasi Publik Endra S. Atmawidjaja. 

Dirjen Bina Marga Arie Setiadi Moerwanto mengungkapkan pembangunan underpass tersebut ditargetkan selesai sebelum diselenggarakannya pertemuan tahunan IMF sehingga diharapkan dapat membantu mengurai kemacetan jalan utama akses keluar-masuk bandara Ngurah Rai dan akan langsung terkoneksi dengan pintu tol Bali Mandara. 

"Kita punya problem kemacetan disini, karena pertemuan arus dari Tol Bali Mandara ke arah Bandara, dan dari Nusa Dua ke Denpasar. Kita akan rancang underpass ini dari arah Sanur ke Nusa Dua. Panjangnya 600 meter," ujar Arie. 

Arie mengungkapkan salah satu tantangan dalam pembangunan underpass tersebut adalah lokasinya yang berdekatan dengan bandara, sehingga tidak dapat menggunakan peralatan konstruksi yang terlalu tinggi karena dikhawatirkan mengganggu pesawat yang hendak terbang dan mendarat. 

"Konsep desainnya sudah selesai, tinggal bagaimana kita dorong percepatannya melalui penggunaan teknologi agar selesai dalam waktu satu tahun," kata Arie. 

Selain lokasinya yang berdekatan dengan bandara, diungkapkan Arie juga terdapat beberapa sarana umum yang harus dipindahkan saat pembangunan, salah satunya adalah pipa gas melintang dari Teluk Benoa ke arah bandara. 

"Untuk biaya, perkiraannya sekitar Rp 200 miliar. Paket yang akan dilelangkan yaitu design and build sehingga diharapkan lebih cepat dan dapat langsung ditangani oleh satu kontraktor," kata Arie. 

Menurutnya dalam waktu satu bulan ke depan disiapkan semua persyaratan untuk proses lelang, sehingga diharapkan dalam waktu 3 bulan proses lelang sudah bisa dimulai. 

"Selanjutnya direncanakan dalam lima bulan ke depan konstruksi dapat dimulai. Bersamaan dengan itu kita akan lakukan pembebasan lahan dan memindahkan utilitas, salah satunya pipa gas tadi," tutur Arie. 

Selain membangun Underpass Simpang Tugu Ngurah Rai, Arie mengungkapkan juga berencana akan melakukan perbaikan geometrik jalan berupa penambahan satu lajur jalan di persimpangan Udayana. (p/ab)