nusakini.com--Kementerian Perindustrian menggelar bazar Lebaran 2016 yang menyediakan kebutuhan makanan, minuman dan sandang di Plaza Pameran Kementerian Perindustrian, Jalan Gatot Subroto, Jakarta. Ajang ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pegawai dan masyarakat sekitar.

Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan, pelaksanaan bazar merupakan bentuk kepedulian dan partisipasi Kemenperin menyambut Lebaran. “Ini juga upaya meningkatkan manfaat Plaza Pameran kita yang di lantai dasar ini. Bahkan benefitnya tidak hanya untuk kesempatan berbelanja tetapi juga untuk membantu promosi produk perajin dan hasil inovasi pengusaha,” katanya usai meresmikan pembukaan bazar, Selasa (21/6). 

Pelaksanaan bazar juga didasari tren permintaan terhadap barang kebutuhan pokok setiap menjelang Lebaran akan meningkat tajam. Maka guna memenuhi kenaikan permintaan tersebut perlu dukungan stok barang dan pendistribusian yang efektif. 

Beragam produk industri olahan disediakan pada bazar ini seperti minyak goreng, aneka penganan, susu, daging olahan, sambal instan, busana muslim, batik, hinga kerajinan. Acara ini dibuka selama empat hari dari Selasa-Jumat, 21- 24 Juni 2016, pukul 10.00-17.00 WIB. Karyawan yang bekerja di sekitar Gedung Kemenperin juga dapat memanfaatkan kesempatan berbelanja, begitu juga dengan masyarakat umum di seputar Kemenperin seperti yang tinggal kawasan Kuningan Timur, Tegal Parang, Mampang Prapatan dan sekitarnya. 

Menteri Saleh juga mengaku mengapresiasi peserta pameran lantaran turut berkontribusi pada hilirisasi industri. “Ada beberapa produk makanan olahan dan kerajinan yang baru saya ketahui dan justru melihatnya pertama kali di sini, semoga ini menunjukkan manfaat dari Plasa Pameran,” ujarnya. 

“Tadi juga sempat berbincang dengan beberapa pemilik usaha sehingga saya dan Dirjen bisa langsung diskusi, selain itu juga untuk menyemangati mereka,” ujarnya didampingi Dirjen Industri Agro Kemenperin, Panggah Susanto. 

Beberapa stan yang disambangi Menperin antara lain stan makanan beku (frozen food) siap saji dengan menu harian seperti nasi uduk, soto ayam, sop jamur, rendang sapi, kemudian olahan rumput laut, abon ikan darat, abon ikan laut, sambal instan aneka rasa dan lain-lain. 

Terkait pertumbuhan industri non migas, capaian sepanjang triwulan I 2016 sebesar 4,46 persen. Di mana pertumbuhan industri tertinggi dicapai oleh industri mesin dan perlengkapan sebesar 15,35 persen; industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki 9,21 persen, dan industri logam dasar 8,99 persen. 

Sementara, industri barang logam; komputer, barang elektronik, optik; dan peralatan listrik 8,38 persen; serta industri makanan dan minuman 7,55 persen. Adapun industri tekstil dan pakaian jadi mengalami sedikit perlambatan sebesar 1,56 persen 

Kemenperin menyebutkan, industri pengolahan non migas berkontribusi sebesar 18,41 persen terhadap PDB Nasional. Hal tersebut menunjukkan bahwa sektor industri pengolahan non migas mempunyai peran yang cukup besar dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia. 

Kontribusi terbesar terhadap industri pengolahan non migas diberikan oleh industri makanan dan minuman sebesar 31,5 persen, diikuti oleh industri barang logam sebesar 11,08 persen, industri alat angkutan sebesar 10,64 persen. Adapun industri tekstil dan pakaian jadi berkontribusi sebesar 6,57 persen terhadap industri non migas.(p/ab)