nusakini.com - Internasional - Rumah sakit di Haiti pada hari Sabtu (21/8) kewalahan karena banyak warga yang meminta penanganan akibat luka-luka dari gempa yang menewaskan lebih dari 2.000 orang, seperti patah tulang dan trauma.

Rawan Hamadeh, tenaga kesehatan profesional dari tim respon darurat "Project Hope", mengatakan sangat banyak pasien yang membutuhkan penanganan medis, sebagian besar dari mereka mengalami trauma dan patah tulang.

Pasien dirawat di luar gedung rumah sakit menggunakan tenda-tenda karena rumah sakit di Les Cayes, tempat Hamadeh bekerja, mengalami kerusakan parah akibat gempa.

Hamadeh mengaku kesulitan menangani pasien yang sangat banyak karena bahan-bahan yang kurang. Obat dan suplai medis serta tenaga kesehatan sangat kurang.

Jalan-jalan yang rusak atau terblokir juga mempersulit pengantaran bantuan di daerah-daerah terpencil di Haiti. Harapan untuk menemukan korban selamat kian memudar.

Tanah longsor dan retakan tanah di jalan utama antara Les Cayes dan Jeremie, dua daerah yang mengalami kerusakan terparah, membuat pengiriman bantuan menjadi lebih sulit, padahal komunitas di daerah tersebut kekurangan air bersih dan makanan.

Project Hope berusaha untuk mengantarkan makanan dan obat-obatan ke daerah terpencil menggunakan helikopter, menurut Hamadeh.

Haiti sebagai negara termiskin di benua Amerika, masih berusaha bangkit dari gempa bumi pada tahun 2010 yang menewaskan lebih dari 200.000 orang. Keadaan politiknya juga tidak stabil setelah Presiden Jovenel Moise ditembak mati pada tanggal 7 Juli.