nusakini.com - Lulus dari perguruan tinggi ternama tidak menjadikan Rizal Fahreza tergiur untuk menjadi pegawai di kantor seperti generasi muda kebanyakan. Ketertarikannya pada dunia pertanian menjadikannya pengusaha muda pertanian yang sukses.

Sejak Februari 2017, Rizal Fahreza berinovasi untuk membuka lahan kebun jeruk untuk dikunjungi masyarakat umum dengan konsep kebun edukasi dan agrowisata yang kenal dengan nama Eptilu. Di kebun yang berlokasi di Kampung Leuwiereng, Desa Mekarsari, Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut, itu para pengunjung dapat memetik sendiri buah jeruk yang sudah matang bahkan bisa ber swafoto dan telah menjadi lokasi shooting.

Terlahir dan besar di Garut Jawa Barat, Rizal Fahreza tergiur untuk menekuni dan memulai bisnis di bidang pertanian. Fokus pada jeruk, baginya, bertanam dan berbisnis jeruk merupakan peluang yang besar dan menjanjikan. Senang dan menjadi kebanggaan tersendiri baginya bisa melestarikan jeruk garut, kebanggaan kotanya. "Merawat jenis ini tidak mudah karena ancaman hama yang rentan mematikan jeruk, meskipun bisa diatasi dengan teknologi. Bertanam jeruk, seperti merawat bayi, harus dari hati dan dilihat setiap saat di setiap hari", ungkapnya.

“Petani di Indonesia belum terbiasa dengan kualitas. Ini merupakan budaya yang sedikit demi sedikit harus diubah. Saya berencana mengembangkan jenis jeruk lainnya, karena saya bangga menjadi petani,” tambah Rizal.

Generasi milenial usia 29 tahun ini mengawali usahanya dengan lahan seluas 2,2 hektare diperolehnya dengan sistem bagi hasil, melalui sewa lahan dan juga lahannya sendiri, Rizal menggandeng 17 petani hortikultura di enam kecamatan di Garut.

Memiliki misi "Mencetak Milenial Oranye untuk mengembalikan kejayaan Jeruk Garut dan menuju ekspor Jeruk Garut di tahun 2023", ia menjalin jejaring kerjasama yang sudah mulai ia bangun semenjak di bangku kuliah. Menerapkan ilmu yang di dapat Rizal memanen jeruk yang benar-benar bermutu. Untuk memastikan kualitas jeruknya, Rizal menggunakan alat sederhana yang dapat mengetahui kadar air dan tingkat kemanisan jeruk yang ia dapat ketika ia di California. Menurutnya, usia pohon jeruk bisa tetap berproduksi hingga 10 tahun, dengan puncak tertinggi tahun ke lima hingga ke enam. Setelah 10 tahun, pohon harus dicabut.

Usaha Rizal bergerak dari hulu ke hilir. Kini jeruk yang dikenal dengan jeruk eptilu telah mampu menembus catering, koperasi karyawan lembaga badan usaha milik negara, dan hotel bintang lima kawasan Jakarta – Bogor. Kebijakan pemerintah yang mengharuskan hotel bintang lima menggunakan 75 persen buah lokal kepada konsumennya menjadi angin segar dan menjadi potensi dan peluang besar baginya. Hingga saat ini, suplai jeruk sebanyak 1,2 ton atau sekitar 400 dus jeruk per hari untuk Jakarta dan Bogor,” jelas nya.

Enterpreneur muda penerima program Penumbuhan Wirausaha Muda Pertanian (PWMP) dari Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) ini merupakan salah satu SDM berkualitas yang dimiliki Indonesia. Terbukti dengan sederet penghargaan yang diperoleh yakni terpilih sebagai Duta Petani Muda Asean pada tahun 2018 pada ajang “The Asean Young Succes Farmer” di Philipina ia pun menjadi utusan Indonesia pada ajang The 2nd Youth Leadhership Program in Agriculture for Belt and Road (South-South Coorporation), di Beijing, China. Tak hanya itu, Sebelumnya Rizal telah meraih Penghargaan Wirausaha Muda Pemula Berprestasi Tingkat Nasional 2016 dari Kementerian Pemuda dan Olahraga dan baru-baru ini ia menjadi Duta Milenial Pembangunan Pertanian dari Kementerian Pertanian tahun 2019.

Kepala BPPSDMP, Kementan, Dedi Nursyamsi mengatakan,  Rizal merupakan salah satu dari sekian banyak generasi muda yang sukses dan mampu bersaing dibidang pertanian. "Kita akan terus cetak banyak enterpreneur pertanian milenial di tempat lainnya di seluruh Indonesia. Sesuai arahan Menteri Pertanian #SYL kita akan cetak banyak generasi muda yang maju, mandiri dan modern dibidang pertanian.  

"Saya sangat bangga dengan apa yang telah ditorehkan dan diraih oleh Rizal. Sudah saatnya dunia pertanian diisi oleh generasi millenial yang kreatif, inovatif dan memiliki daya saing tinggi. Melalui berbagai inovasi kita harus mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas produk pertanian. Sektor pertanian sangatlah potensial dan menjanjikan, ini sudah dibuktikan oleh Rizal, ungkap Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi pada saat kunjungan ke Agrowisata Eptilu yang dikelola oleh Rizal, Jumat 13 Januari 2020. (Lely)