RI Dukung Nasib Petani dan Nelayan Kecil di Konferensi Regional FAO Nadi, Fiji

By Admin

nusakini.com-- Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pertanian menggelar seminar peningkatan kesejahteraan petani skala kecil di sela-sela kegiatan 34th Session of the Food and Agriculture Organization (FAO) Regional Conference for Asia and the Pacific (APRC), Selasa (10/4). 

Dalam seminar ini, Pemri mendiseminasikan berbagai kebijakan dan regulasi yang telah dibuat untuk mendorong usaha-usaha kecil di bidang pertanian dan perikanan. Pemri juga berpandangan pentingnya penguatan petani dan nelayan kecil sebagai bagian dari food supply chain yang kecenderungannya berada pada titik terlemah. Seminar ini menghadirkan tiga orang narasumber, yaitu (1) Dr. Mat Syukur, Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Perdagangan dan Hubungan Internasional; (2) Tri Purnajaya, Direktur Perdagangan, Komoditas, dan Kekayaan Intelektual, Kementerian Luar Negeri; dan (3) Dr. Benjamin Davis, Strategic Programme Leader, Rural Poverty Reduction, FAO. 

“Petani dan nelayan kecil berkontribusi signifikan terhadap ketahanan pangan global. Berdasarkan data FAO, sebanyak 80 persen produksi pangan global berasal petani dan nelayan kecil. Namun, para petani dan nelayan kecil seringkali masih menghadapi berbagai kendala baik dalam proses produksi dan distribusi, maupun jaminan kesehatan dan keamanan", demikian disampaikan KUAI KBRI Suva, Nugraha Purniawan, dalam sambutan pembukaannya.  

Lebih lanjut Nugraha Purniawan menekankan bahwa komitmen Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan petani telah dituangkan baik pada tingkat nasional melalui RPJMN 2015-2019 maupun global melalui Resolusi PBB mengenai UN Decade of Family Farming (2019-2028). Selain itu, Indonesia juga berperan aktif dalam peningkatan kesejahteraan petani dan nelayan kecil di negara-negara berkembang lainnya melalui penyelenggaraan berbagai program peningkatan kapasitas dalam kerangka Kerja Sama Selatan-Selatan. 

Dr. Mat Syukur dalam paparannya menyampaikan bahwa Indonesia memiliki sekitar 23 juta orang petani kecil yang masih menghadapi tantangan yang diakibatkan oleh faktor alam, infrastruktur, fasilitas produksi, serta sumber daya manusia. Untuk itu, Pemri telah mengadakan perbaikan irigasi dan pembangunan tempat penyimpanan air, diversifikasi pangan, perlindungan terhadap petani kecil melalui asuransi, serta modernisasi pertanian dengan penggunaan mesin yang diproduksi secara lokal dan disistribusikan kepada para petani kecil di wilayah Indonesia.  

Isu nelayan kecil juga menjadi pembahasan dalam pertemuan tersebut. Nelayan kecil yang mendominasi lebih dari 90% industri perikanan Indonesia menghadapi berbagai tantangan termasuk dampak pencurian ikan (Illegal, Unreported and Unregulated Fishing) oleh kapal nelayan asing yang menyebabkan berkurangnya tangkapan nelayan kecil. Tri Purnajaya dalam paparannya mengungkapkan upaya perlindungan nelayan kecil saat ini dilakukan oleh Indonesia, antara lain, melalui pemberantasan IUU Fishing, pemberian asuransi kepada nelayan, dan penerapan sustainable fisheries management. 

“Peningkatan kesejahteraan petani dan nelayan kecil sangat terkait dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs 1 dan 2), yakni mengurangi tingkat kemiskinan dan kelaparan." Demikian ditekankan Dr. Benjamin Davis, narasumber dari FAO. FAO secara aktif mendukung forum-forum regional dan sub-regional untuk mengimplementasikan berbagai kebijakan publik terkait petani kecil, memperkuat sistem perlindungan sosial, dan mendorong peningkatan ketersediaan lapangan kerja yang layak di pedesaan untuk meningkatkan kesejahteraan para petani dan nelayan kecil. 

Kegiatan ini dihadiri oleh sekitar 40 peserta dari negara-negara anggota FAO di kawasan Asia dan Pasifik ini merupakan salah satu langkah Pemri mengajak pemerintah negara-negara sahabat, FAO, dan LSM untuk berperan aktif mewujudkan kesejahteraan petani dan nelayan kecil. 

Penyelenggaraan seminar ini mendapatkan apresiasi dan antusiasme dari banyak pihak baik dari negara anggota, FAO, maupun LSM. Para peserta juga menyambut baik initiatif Indonesia untuk mendorong isu kesejahteraan petani kecil di kawasan. Seminar ini diharapkan dapat menjadi suatu langkah sederhana menuju upaya konkrit yang lebih besar guna meningkatkan kesejahteraan para petani dan nelayan kecil baik di tingkat nasional, regional maupun global.(p/ab)