Reog Curi Perhatian di Indonesian Street Festival 2018 di Busan Korsel

By Admin

nusakini.com-- Udara yang bersahabat menambah antusias masyarakat di Kota Busan Korea Selatan untuk menghadiri Indonesian Street Festival 2018 yang digelar di Apec Naru Park pada akhir pekan lalu.

Taman yang terletak di pinggir jalan utama kota Busan yang biasanya hanya tampak segelintir masyarakat setempat yang berolah raga sontak ramai. Terlihat pula masyarakat internasional yang bermukim di Busan ikut antusias menyaksikan ragam budaya Indonesia yang digelar. 

Acara diawali dengan sajian tari tradisional Indonesia, mulai dari Tari Lenggang Nyai dari Jakarta, hingga tari Sanggau dari Kalimantan ditampilkan. Aplus yang sangat meriah didapatkan saat Tari Saman tampil. Walaupun tanpa iringan musik yang berarti, tarian yang mengandalkan riuh suara para penari dan gerakan rampak terpadu yang dilakukan, seperti tepuk tangan, memukul dada maupun paha ini sangat sukses mendulang tepuk tangan meriah dari para penonton. 

Namun yang benar benar membuat penonton melongo adalah atraksi Reog dari Kelompok Reog Singo Mudho Korea. Komunitas Group Reog beranggotakan para Pekerja Migran Indonesia di Korsel ini tak pelak menjadi andalannya. Selain Barongan Dadak Merak berkepala singa yang menjadi sentra pertunjukan, ada pula Bujang Ganong dan jathil yang ditarikan sekelompok penari perempuan. Tingkah sang Barongan Dadak Merak yang gagah namun seringkali juga lucu dan jahil sontak membuat para penonton terkocok emosinya, kadang tertawa, kadang terpekik kaget dan kadang juga melongo dibuatnya. Tak sedikit yang meminta berfoto bersama sang penampil Reog di akhir penampilan mereka. 

Selain Reog, Indonesia Street Festival 2018 juga menyajikan musik dangdut-campursari. Walaupun banyak yang tidak memahami makna lagu yang dibawakan penyanyi, namun lantunan musik dengan beat cepat dan unik tak pelak ikut membuat semua yang hadir ikut bergoyang. Musik dangdut sendiri memang tidak terlalu sulit dipahami masyarakat Korea karena mereka juga mempunyai musik khas yang disebut Trot, yang juga sedikit banyak mirip dengan Dangdut. Sementara itu, penganan khas Indonesia seperti tempe goreng dan kue pastel kering juga terus mengalir ke penonton sehingga membuat mereka semakin betah menikmati sajian di panggung hingga akhir penampilan. 

Diakhir acara, semua penonton turun tumpah ruah mengikuti gerakan poco-poco yang dikomando langsung oleh Istri Duta Besar RI untuk Korea Selatan, Nila Umar Hadi. Semua pengunjung pun terlihat sangat terhibur dengan berbagai perpaduan budaya yang menunjukaan kekayaan bangsa Indonesia. 

Indonesian Street Festival 2018 merupakan puncak kegiatan Promosi Terpadu yang digagas KBRI Seoul dengan tema Easy Access Indonesia; Unlocking the Infinite Culture, Nature and Venture yang digelar selama dua minggu penuh di Busan dari tanggal 15 hingga 27 Mei 2018. 

  Promosi terpadu ini menitikberatkan pada upaya memperkenalkan berbagai potensi Indonesia secara keseluruhan. “Program ini dikemas menjadi satu paket promosi terpadu untuk memperkenalkan budaya, pariwisata dan peluang berbisnis di Indonesia dalam satu rangkaian kegiatan menarik, untuk menyasar seluruh lapisan masyarakat Korea Selatan dari berbagai usia,” tutur Dubes RI Seoul Umar Hadi.  

Sebelumnya, masih dalam bingkai kegiatan Easy Access Indonesia ini, digelar pula berbagai kegiatan menarik lainnya yaitu Pameran Produk, Budaya dan Pariwisata, Special Lecture oleh Dubes RI, Forum Bisnis dan CEO Meeting, Pembacaan Dongeng Indonesia desertai dengan Seni Lukis Pasir, kelas Bahasa Indonesia, Pemutaran Film Indonesia, Icip – Icip Kopi Indonesia hingga kelas memasak makanan Indonesia. 

Dubes Umar menggarisbawahi maksud dan tujuan program terpadu ini semata sebagai salah satu upaya untuk memajukan hubungan RI-Korsel, yang telah meningkat menjadi Special Strategic Partnership. Semua program diarahkan untuk memikat hati seluruh masyarakat Korsel dari berbagai usia dan untuk semakin melekatkan Indonesia di hati mereka. “Hubungan politik memang penting, hubungan ekonomi apalagi. Tapi yang paling utama sebenarnya adalah hubungan antar masyarakat kedua negara, atau people to people contact,” pungkas Dubes Umar.(p/ab)