Rektor UIN Malang: ICON-UCE Usaha Mengakumulasi Tiga Wajah Perguruan Tinggi

By Admin


nusakini.com-Malang-Tiga ketukan palu Rektor UIN Maliki Malang Abdul Haris Al- Muhasibi menutup kegiatan International Conference on University Community Engagement (ICON-UCE) 2018. Sebelum itu, ia menyebut acara ini sebagai usaha mengakumulasi tiga wajah perguruan tinggi. 

“Kegiatan ini sangat penting bagi perguruan tinggi, di mana perguruan tinggi memiliki tiga wajah dengan satu kepala,” katanya, di Malang, Rabu (10/10). 

“Satu sisi mengandung wajah pendidikan, kedua mengandung penelitian, ketiga intinya adalah mengandung pengabdian masyarakat,” imbuhnya. 

Tanpa pengabdian, pendidikan dan penelitian menjadi tidak memiliki arti. Terlebih untuk bangsa dan negara. Tujuan adanya penelitian dan pendidikan, tidak lepas dari fungsi perguruan tinggi untuk mengabdikan diri di tengah masyarakat. 

"Andai kita kurang beranjak dari wajah pengabdian ini, tampaknya wajah yang satu dan kedua ini tidak bermakna dalam kepentingan bangsa dan negara," ungkapnya. 

Mantan petinggi Universitas Sunan Ampel surabaya ini melanjutkan, seumpama pengabdian masyarakat yang ada selama ini memiliki basis riset dan pendidikan mengakar, ia yakin Indonesia ke depan menjadi maju dan peran PTKI kian gemilang.  

“Andaikan pengabdian itu berbasis riset dan pendidikan riset diperuntukan bagi pengabdian masyarakat, saya yakin Indonesia sepuluh atau duapuluh tahun ke depan semakin maju. Saya yakin kehadiran PTKI semakin bermakna," paparnya. 

Untuk program serupa dua tahun mendatang, Ia berpesan agar lebih melibatkan pemerintah daerah seperti walikota ataupun bupati dan LSM. Kehadiran pejabat-pejabat tersebut akan memberikan gambaran masalah masyarakat yang sesungguhnya, sehingga program pengabdian masyarakat bisa berjalan optimal. 

“ICON UCE disiapkan mengundang berbagai NGO bahkan kalau bisa seluruh kepala daerah dimana perguruan tinggi berada," katanya. 

“Sangat mungkin karena mereka sesungguhnya pengguna jasa dari ICON UCE," imbuhnya. 

Pria yang gemar menulis puisi ini sebelumnya sudah mengundang tujuh kepala daerah untuk hadir. Namun, tidak semua bisa hadir karena kendala kegiatan lain yang sudah terjadwal. Meski begitu, kepala daerah yang tidak hadir meminya diundang untuk kegiatan serupa walau lokasinya di luar Pulau Jawa. 

“Mereka mengirim pesan, bila ada kegiatan ICON-UCE ini lagi, minta diundang meskipun tidak di Jawa Timur," ujarnya. 

Para kepala daerah tersebut membutuhkan mahasiswa untuk ikut memikirkan penggunaan dana desa. Limpahan dana pemerintah pusat tersebut tidak jarang menjadi masalah karena pejabat setempat bingung mengalokasikan dana untuk apa saja. 

"Mereka sangat butuh untuk mengembangkan masyarakat desa. Masyarakat desa sudah digelontorkan anggaran yang cukup besar, namun pada hal-hal tertentu belum sesuai." pungkasnya.(p/ab)