Regulasi Berubah-ubah, Investasi Luar Pulau Jawa Menurun

By Admin

nusakini.com--Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai regulasi yang kerap berubah-ubah menjadi salah satu penyebab turunnya realisasi investasi di Luar Pulau Jawa. Sebagaimana diketahui, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyebutkan posisi 2017 porsi investasi di luar jawa tercatat sebesar 43,7 persen lebih rendah dibanding realisasi investasi 2016 sebesar 46,6 persen. 

“Regulasi sering berubah-ubah di kementerian tertentu utamanya disektor ketenagalistrikan dan migas (minyak dan gas),” ungkap Wakil Ketua Umum Kadin Koordinator Wilayah Timur Indonesia, Andi Rukman Karumpa di Jakarta, kemarin.

Menurutnya, inkonsistensi ini menjadi preseden buruk bagi investor. Andi mengatakan, investasi di luar Jawa sangat bergantung pada sumber daya alam. Namun, resikonya juga sangat tinggi dengan kondisi geografis yang relatif berat. 

“Ditambah lagi dengan ketidakpastian regulasi yang mudah berubah membuat investasi di luar Jawa makin tidak menarik,” papar dia. 

Lebih jauh, ia memaparkan regulasi perikanan yang sangat ketat ikut mempengaruhi iklim investasi industrialisasi perikanan. Menurutnya, sektor perikanan merupakan tulang punggung dan masa depan investasi kawasan timur.  

Selain itu, lanjut dia, adanya inkonsistensi penerapan UU Minerba No.4 Tahun 2009 juga ikut mempengaruhi realisasi investasi luar jawa. Inkonsistensi itu membuat investor sebagian mengurungkan niat berinvestasi untuk smelter dan sebagian investasi yang sudah berjalan dihentikan. 

“Di satu sisi UU memerintahkan untuk menyetop ekspor mineral. Namun di sisi lain ekspor mineral mentah tetap jalan dan dilindungi aturan dibawahnya,” tegas Andi. 

Andi mengatakan, investasi pertambangan merupakan jenis investasi jangka panjang sehingga keteguhan regulasi sangat penting.  

“Dia investasi jangka panjang. Dana yang digunakan tidak bersumber dari dana yang tersedia pada bank reguler, melainkan berasal dari dana yang memiliki durasi jangka panjang. Dia butuh konsistensi regulasi jangka panjang pula,” terang Andi. (p/ab)