Rayakan HPN, Konvesi Nasional Media Massa Digelar di Maluku

By Admin

Foto: Dokumentasi Kominfo  

nusakini.com - Rangkaian Peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2017 di Kota Ambon Provinsi Maluku hari ini diisi dengan Konvensi Nasional Media Massa bertema "Intergrasi Media Nasional Dalam Lanskap Komunikasi, Global: Peluang dan Tantangan". Wakil Gubernur Maluku Zeth Sahuburua didaulat untuk membuka secara resmi Konvensi Nasional Media Massa ditandai dengan pemukulan tifa (gendang khas Maluku) didampingi Menteri Komunikasi dan Informasi Rudiantara, Ketua Dewan Pers dan Ketua Panitia HPN 2017 di Baileo Siwalima, Ambon, Rabu, (8/2/2016).

Zeth menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi kepada Dewan Pers dan PWI karena telah memberikan kepercayaan kepada Provinsi Maluku untuk menjadi tuan rumah penyelenggaraan Konvensi Nasional Media Massa yang menghadirkan pembicara-pembicara tingkat nasional dan internasional. 

Kepada semua peserta HPN 2017 dan Konvensi Nasional Media Massa 2017, Zeth berpesan agar mengawal perjuangan rakyat Maluku untuk memperoleh status "Lumbung Ikan Nasional" yang sejak lama dinantikan. 

"Mudah-mudahan, hari pers nasional membawa suasana baru dan konsep-konsep baru agar kita dapat menghadapi tantangan kedepan," ujar Zeth. 

Menkominfo Rudiantara, CEO Baidu Digital Indonesia Bao Jianlei, pendiri Detik.com Budiono Darsono dan CEO MNC Group Hary Tanoesoedibyo menjadi pembicara di sesi pertama. Dalam sesi kedua, dibahas ada sub-tema "Demokrasi Digital, Nilai Kewargaan, dan Ketahanan Budaya" dimoderasi oleh Ramon Damora dari PWI Kepulauan Riau dengan pembicara Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Budayawan Garin Nugroho, Akademisi Yudi Latif, dan Budayawan berlatar belakang wartawan Sujiwo Tedjo. 

Selanjutnya Sesi III membahas soal "Hoax, Fake News dan Blokir" dipandu oleh Amir Machmud dari PWI Jawa Tengah. Hadir sebagai pembicara di sesi terakhir ini Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar, penggiat Sosial Media Nukman Luthfie, anggota DPR Meutya Hafid, wartawan Arswendo Atmowiloto dan anggota Dewan Pers Imam Wahyudi. 

Sementara itu, Ketua Panitia HPN 2017 M Ihsan dalam pembukaan konvensi melaporkan tentang persiapan hingga pelaksanaan konvensi nasional media massa. Konvensi nasional media massa diawali dari focus group discussion (FGD) untuk menentukan sesi-sesi di dalam konvensi nasional media massa. "Kami berharap dunia pers siap menerima perkembangan informasi dan teknologi dunia yang terus menerus berkembang," kata Ihsan. 

Hal yang paling penting bagi media massa, lanjut Ihsan adalah bagaimana insan pers bersikap dalam menghadapi perubahan serta dapat menangkap peluang dan menghadapi tantangan media massa ke depan. "Hasil kegiatan Konvensi Nasional Media Massa ini akan disampaikan kepada Presiden Joko Widodo dalam acara puncak HPN 2017," katanya. 

Ketua Dewan Pers Yosep Adi Prasetyo menyampaikan ikhwal verifikasi media massa yang tengah dilakukan oleh Dewan Pers. Yosep memaparkan beberapa persyaratan yang harus dimiliki oleh perusahaan media massa agar bisa lolos verifikasi. 

Lebih jauh, Yosep mengatakan Dewan Pers mendorong agar perusahaan media memiliki wartawan yang lolos uji kompetensi di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) saat ini. Pekerjaan-pekerjaan strategis, termasuk wartawan akan selalu melibatkan unsur ilmu pengetahuan dan teknologi. Maka dari itu sumber daya manusia dan wartawan Indonesia harus siap bersaing dengan negara-negara di ASEAN lainnya. Uji Kompetensi Wartawan merupakan salah satu upaya agar wartawan Indonesia dapat bersaing di kancah global. "Mari kita tingkatkan kompetensi kita bersama. Selanjutnya kita juga memiliki isu tentang kesejahteraan wartawan dan isu perlindungan wartawan," kata Yosep. 

Ketua Dewan Pers pada kesempatan ini juga memperkenalkan satu persatu anggota Dewan Pers yang berjumlah 9 orang kepada seluruh peserta Konvensi Nasional Media Massa yang hadir. 

Konvensi Nasional Media Massa diikuti oleh peserta HPN 2017 dari seluruh provinsi di Indonesia terdiri dari tiga sesi yang memiliki pembicara atau narasumber di masing-masing sesi. Sesi I di moderasi oleh Pengurus PWI Pusat Agus Sudibyo (p/mk).