Rawat Suka Cita Sambut HUT RI

By Admin

nusakini.com--Kegembiraan masyarakat setiap kali menyambut ulang tahun kemerdekaan RI setidaknya menjadi penanda masyarakat memahami jika 17 Agustus 1945 merupakan momen sejarah yang penting bagi bangsa. Tak hanya dalam merebut kemerdekaan, tapi juga memberitahukan kepada generasi muda, perjuangan yang dilalui untuk meraih kemerdekaan tidaklah mudah. 

“Bentuk menunggu peringatan ini kan luar biasa. Terlihat betul emosinya,” kata Pangdam IV/ Diponegoro Mayjen TNI Wuryanto dalam Wedangan TVRI, belum lama ini.

Dia kemudian menceritakan masa kecilnya saat bersuka cita merayakan peringatan HUT RI. Dua bulan sebelumnya, dia dan teman-temannya sudah semangat mempersiapkan kentongan untuk memeriahkan ulang tahun kemerdekaan. Padahal upahnya hanya mendapat permen dari aparat desa. 

“Aparat desa waktu itu hanya ngasih permen. Tapi anak-anak sudah senang kalau tanggal 17 nanti akan dikasih permen. Itu sudah luar biasa. Kita menunggu rasanya luar biasa. Itu yang harus kita dorong,” tuturnya 

Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP berpandangan, suka cita masyarakat menyambut ulang tahun kemerdekaan merupakan modal sosial. Karena suka cita itu pula mereka tidak keberatan untuk iuran. 

“Dadi sing urunan, sing bantingan, sing bergotong royong itu nilai yang luar biasa. Dan mereka ingin membuat acara yang menurut mereka lucu, aneh. Tujuannya satu. Seneng, bahagia. Sebenarnya tugas kita hanya ngrawat ini saja,” katanya. 

Tugas pemerintah, lanjut Ganjar, memberikan ruang seluas-seluasnya kepada masyarakat untuk berekspresi, salah satunya melalui fasilitasi. Selanjutnya, mengajak dialog untuk mengetahui apa ide-ide masyarakat. 

“Kasih ruang yang baik. Terus kita bicara sama mereka. Keluarkan idemu, gagasanmu yang kamu sepakati di kelompokmu. Sebenarnya, memberi kesepakatan kepada mereka, memberi ruang kepada mereka dalam konteks politik, itu otonomi daerah. Sama, itu juga mendeliver, otonomi di kelompok-kelompok masyarakat. Mereka hadir, saya ada, saya terlibat, dan saya berpartisipasi,” urainya. 

Dari kegiatan yang dilakukan masyarakat itu, pemerintah mengarahkan supaya ada kemajuan. Baik pergerakan peradaban, pergerakan sosial, teknologi yang pihak lain harus melihat.(p/ab)