Ramadan Hingga Arus Balik, BBM Berkualitas Lebih Diminati

By Admin

nusakini.com--Pasca berakhirnya masa Satgas Ramadan dan Idul Fitri (RAFI) 2018, pada Kamis  (28/06), PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) VII mencatat peningkatan konsumsi BBM di Sulawesi. Selama masa Satgas RAFI 2018 yakni 30 Mei – 28 Juni 2018 konsumsi BBM di wilayah Sulawesi naik 7% atau dengan total konsumsi sebesar 273 Ribu KL dibandingkan masa satgas tahun 2017.  

Unit Manager Communication & CSR MOR VII, M. Roby Hervindo mengungkapkan, peningkatan konsumsi BBM ini, didominasi oleh kenaikan konsumsi BBM berkualitas di Sulawesi seperti Dexlite dan Pertalite. Selama satgas RAFI 2018, rata-rata konsumsi harian Dexlite meningkat tajam 490% sebesar 57 KL/hari dan disusul Pertalite naik 25% sebesar 2664 KL/hari, sedangkan Premium turun 4% yakni 4215 KL/hari dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya. 

“Khusus di Sulawesi Selatan, konsumsi BBM berkualitas jenis gasoline didominasi Pertamax dengan rata-rata konsumsi harian naik 8% sebesar 142 KL/hari. Untuk kendaraan berbahan bakar diesel pun selama Ramadan dan Idul Fitri, masyarakat lebih memilih BBM berkualitas. Hal ini terbukti dengan kenaikan rata-rata konsumsi harian Dexlite naik 52% sebesar 12 KL/hari dan Pertamina Dex naik 14% yakni 2,3 KL/hari dibandingkan dengan konsumsi Solar yang turun 9%,” ujar Roby. 

Penggunaan bahan bakar dengan oktan tinggi sendiri menurut beberapa komunitas automotif mengacu pada anjuran produsen automotif untuk menggunakan bahan bakar dengan oktan minimal 92, sebagaimana dinukil dari okezone.  

“Kami tidak menghimbau anggota komunitas untuk menggunakan BBM tertentu. Namun karena sudah merasakan sendiri perbedaan antara BBM oktan rendah dan tinggi,” kata Ketua Umum Terios-Rush Club Indonesia (TeRuCi), Budi Sunarto. Menurut Budi, hampir seluruh anggota TeRuCi sejumlah 2.600 orang telah menggunakan BBM dengan RON minimal 92.  

Komunitas Honda Odyssey Community Indonesia (HOCI) turut mengamini hal ini. Seperti disampaikan mantan Ketua Umum HOCI Gandhi Nugroho pada okezone, mereka mempergunakan BBM dengan RON minimal 92. “Penggunaan BBM RON minimal 92 itu atas anjuran Honda. Kalau dipaksa pakai Premium, mesin bisa rusak,” kata pria yang akrab disapa Doel, tersebut. 

Selain kenaikan konsumsi BBM, lanjut Roby, konsumsi LPG turut mengalami peningkatan selama masa Ramadan dan Idul Fitri, dimana hingga masa Satgas RAFI 2018 berakhir, rata-rata konsumsi harian LPG non subsidi di wilayah Sulawesi mengalami peningkatan positif 17% dan LPG 3 Kg subsidi hanya naik 7% dibandingkan konsumsi normal. 

Adapun di wilayah Sulawesi Selatan, rata-rata konsumsi harian LPG subsidi naik 8% atau 842 Metrik Ton (MT)/Hari sedangkan LPG non subsidi naik 5% sebesar 60 MT/Hari dibandingkan konsumsi normal. “Kenaikan konsumsi LPG non subsidi ini terutama ditopang oleh peningkatan konsumsi Bright Gas tabung 12 Kg maupun 5,5 Kg yang semakin diminati konsumen di Sulawesi Selatan,” ujar Roby. 

Roby menambahkan, selama masa Satgas lalu pasokan LPG 3 Kg juga ditambah melalui operasi pasar di lebih dari 200 titik kecamatan di wilayah Sulawesi. Hal ini dilakukan untuk memenuhi peningkatan konsumsi akibat pembelian berlebih, juga membantu menstabilkan harga LPG 3 Kg di tingkat pengecer. Namun penstabilan harga perlu didukung pengawasan lebih ketat dari Pemda dan aparat, agar pengecer tidak semena-mena menaikkan harga.  

Selain itu Pertamina juga terus berkordinasi dengan Pemda dan aparat setempat dalam mengawasi distribusi LPG 3 Kg agar dapat tepat sasaran dalam pengunaannya. “Untuk memperoleh LPG 3 Kg, kami menghimbau agar masyarakat membelinya di pangkalan ataupun SPBU dengan stok tersedia dan harga yang sesuai HET setempat. Adapun untuk pasokan dan harga LPG di tingkat pengecer tidak dapat dikontrol Pertamina karena pengecer bukan lembaga penyalur resmi Pertamina,” ujar Roby. 

“Kami mengucapkan terima kasih atas kepercayaan dan kesetiaan masyarakat terhadap produk BBM dan LPG Pertamina. Walaupun masa Satgas RAFI 2018 telah berakhir, Pertamina akan terus senantiasa memenuhi kebutuhan konsumen dan meningkatkan kualitas pelayanannya,” tutup Roby. (rilis/rajendra)