Proposal Mahasiswa PPI Diterima The Swedish Institute

By Admin

nusakini.com-- Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Swedia bekerjasama dengan KBRI Stockholm telah mengadakan diskusi tentang program dan penerimaan mahasiswa untuk tahun ajaran 2016 semester kedua. Diskusi bertujuan untuk evaluasi sekaligus perbaikan untuk membantu para mahasiswa Indonesia yang kuliah di Swedia. 

Diskusi menghadirkan koordinator the Swedish Institute,  Amreta sidik, Direktur External Relations Universitas Lund. Richard Stanlone dan Liaison Officer Universitas Lund, Kieve Saling dan Dubes RI untuk Stockholm  Bagas Hapsoro.  

Dipandu Ketua PPI Swedia, Rizka Pravitianasari diskusi membahas masalah perkembangan beasiswa the Swedish Institute, masalah keimigrasian terkait residents permit, rencana kegiatan PPI mendatang. 

Mahasiswa asal Indonesia yang berada di Swedia dianjurkan untuk terlibat dalam diskusi dan debat atas isu yang sedang ramai di publik melalui tulisan di media massa. 

"Para mahasiswa harus mampu memasyaratkan kegiatan studinya kepada pihak terkait di dalam negeri dan tidak berhenti pada publikasi penelitian saja," ujar Dubes Indonesia untuk Swedia, Bagas Hapsoro saat membuka acara diskusi di Lund, Swedia, Sabtu, 10 September 2016. Kegiatan itu dapat dilakukan antara lain melalui karangan lepas atau opini dalam bentuk blog atau instagram di media sosial. 

"Swedia adalah negara pembuat inovasi dan riset terbesar. Oleh karena itu civitas academica harus dapat melakukan diskusi publik melalui tulisan dan artikel di media massa serta mengadvokasi hasil risetnya itu. Kita perlu mengadakan perubahan pembuatan kebijakan menjadi evidence based," kata Bagas. 

Pada sesi acara beasiswa the Swedish Institute , Amreta Sidik menyampaikan daftar mahasiswa Indonesia yang sudah mendapatkan resident permit sampai September ini. Diperkirakan jumlah ini akan bertambah, mengingat menjelang tanggal keberangkatan masih ada yang baru mendapat kabar dari Migration Board dan Kedutaan Besar Swedia di Jakarta akan memberikan visa type D supaya mereka tidak terlambat. 

Dijelaskan oleh Amreta bahwa Swedish Institute gembira dengan adanya peningkatan jumlah siswa dibandingkan dengan tahun lalu (sekitar 60 aplikasi biometrics di Kedubes Swedia di Jakarta). Pada bulan Mei yang lalu ketika mengikuti EU Scholarship Road Show di Universitas Muhammadiyah Malang, Amreta ikut memberikan presentasi mengenai Study in Sweden dan the Swedish Institute Scholarship.

Diberitahukan juga bahwa rombongan Universitas Muhammadyah Malang (UMM) akan mengadakan kunjungan ke Swedia pada bulan Oktober tahun ini. Program ini pada dasarnya adalah program untuk meningkatkan wawasan pengelolaan perguruan tinggi bagi para pimpinan fakultas. 

Selain itu kunjungan UMM juga dimaksudkan untuk menjajagi kerjasama dalam bidang akademis maupun riset. UMM memiliki 10 fakultas, yaitu Kedokteran, kesehatan, hukum, psikologi, ekonomi, pendidkan, studi Islam, teknik, pertanian-peternakan, ilmu sosial dan politik. 

Amreta menjelaskan bahwa pada saat ini Indonesia menjadi salah satu negara yang diprioritaskan dalam promosi Swedia sebagai negara tujuan studi, dan Swedish Institute memberikan bantuan pendanaan yang akan diberikan untuk proyek kerjasama PPI Swedia dan Swedish Institute dalam mempromosikan studi di Swedia (program Digital Ambassadors PPI Swedia).

Pada saat ini Digital Ambassador yang sudah terpilih berasal dari Stockholm dan Uppsala, diharapkan partisipasi aktif dari mahasiswa-mahasiswa Indonesia lainnya dari kota-kota lain di seluruh Swedia untuk mendukung keberhasilan program ini karena ini merupakan pilot project.​ 

Dijelaskan pula oleh Amreta bahwa pihak Swedish Institute sangat mengapresiasi masukan PPI tentang Digital Ambassadors ini. Pada intinya proposal tersebut menjelaskan pentingnya pembuatan jaringan dan kontak antara mahasiswa Indonesia dengan para anggota PPI yang sudah selesai sekolah dan bekerja di pemerintah. Pembuatan network ini diinisiasi oleh PPI Swedia.

Pengalaman dan pandangan mahasiswa yang pernah belajar di Swedia inilah yang akan disebarkan ke calon mahasiswa lainnya yang masih berada di Indonesia. Ketua PPI Rizka menambahkan bahwa bagi setiap penulis blog yang bisa memberikan perspektif dan usulan yang bermanfaat akan diberikan honor secukupnya dari the Swedish Institute.(p/ab)