Profesi Data Scientist Makin Diminati di Era Revolusi Industri 4.0

By Admin


nusakini.com-Jakarta -- Revolusi Industri keempat (4.0) telah melahirkan beragam profesi baru yang belum pernah ada sebelumnya. Berbagai lowongan pekerjaan untuk profesi baru terus bermunculan dari berbagai bidang industri sehingga membuka peluang pekerjaan baru untuk masyarakat. 

Salah satu profesi di dunia teknologi informasi yang saat ini makin diminati adalah Data Scientist (Analis Data). Tugas penting dari profesi Data Scientist antara lain mengumpulkan, mengolah, dan menganalisa data untuk menghasilkan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan sebuah organisasi atau badan usaha. 

 Untuk memperkenalkan profesi Data Scientist, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Qatar berkolaborasi alumni Universitas Gadjah Mada Indonesia mengadakan Seminar dan Workshop dengan tajuk “Turn Data into a Prospective Business and Career” awal Januari lalu di Kota Al-Khor. 

  Acara ini dihadiri oleh sekitar 60 peserta dan dibuka oleh Atase Ketenagakerjaan Indonesia untuk Qatar, Muchamad Yusuf. Materi Seminar dan Workshop dibawakan oleh Febriandi dan Yunanto, dua orang alumni Universitas Gadjah Mada yang saat ini bekerja sebagai praktisi data di Qatar. 

Dalam keterangan pers Biro Humas Kemnaker, Atase Ketenagakerjaan Qatar, Muchamad Yusuf, mengatakan masyarakat masih kurang familiar dengan terminologi Data Science. Sebagian orang tua mungkin masih kurang yakin jika putra atau putrinya ingin menjadi Data Scientist. Pun dengan Generasi muda, ada yang belum mengerti apa yang akan dilakukan oleh seorang Data Scientist. 

  "Kegiatan ini menjelaskan apa itu Data Science, mengapa perlu Data Science dan kualifikasi yang diperlukan bagi mereka yang ingin berkarir di dunia Data Science serta memberikan contoh-contoh implementasi Data Science untuk akselerasi pertumbuhan bisnis," ujar Yusuf. 

  "Merupakan kebahagiaan dan kebanggaan tersendiri bagi Alumni 

Universitas Gadjah Mada sebagai penyelenggara kegiatan ini ketika berdatangan permintaan untuk menyelenggarakan kegiatan serupa di daerah lain. Permintaan-permintaan tersebut diharapkan dapat diakomodasi," ungkap Yusuf.

  Seminar dan Workshop Data Science ini rencananya akan dilanjutkan di kota lain seperti Doha dan Mesaieed. 

  Kementerian Ketenagakerjaan sendiri telah menyiapkan tiga strategi untuk menghadapi Revolusi Industri 4.0. Ketiga strategi tersebut adalah industries transformation strategy, future jobs, dan manpower planning.  

  “Industry transformation strategy bertujuan agar industri tidak mengalami industries shock maupun manpower shock karena adanya perubahan model bisnis. Future jobs merupakan strategi memetakan pekerjaan baru yang akan muncul," kata Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri di berbagai kesempatan. 

  Sedangkan yang ketiga adalah manpower planning. Munculnya pekerjaan baru berarti akan ada kebutuhan akan skill baru. Untuk itu, pemerintah akan fokus dengan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) mulai 2019. 

  "Kami akan petakan jenis pekerjaan dan skill baru yang dibutuhkan. Nantinya kurikulum pelatihan akan disesuaikan dengan kebutuhan industri di era Revolusi Industri 4.0," ucap Hanif.(p/ab)